Manajemen


SEJARAH MANAJEMEN
          Sesungguhnya manajemen sudah ada sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida di Mesir. Adanya bangunan Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu telah ada serangkaian kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang megah di tengah gurun pasir dapat menjadi decak kagum masyarakat dis seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat dalam pembangunan Piramida di Mesir.
          Selain Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri sepanjang ribuan kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina dahulu telah melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen tersebut sehingga bangunan benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen.
          Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad 19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1972-1871). Owen seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie dan Saefullah: 2005).
          Dengan demikian bisa dikatakan Robert Owen dan Charles Babbage adalah pionir dalam ilmu manajemen.

PERKEMBANGAN TEORI MANAJEMEN
          Apa yang telah dikenalkan oleh Owen dan Babbage pada akhir abad 19 memberikan kontribusi yang berharga bagi para praktisi manajemen bahwa organisasi bisnis perlu dikelola secara benar, terutama jika organisasi tersebut berskala besar dan melibatkan banyak sekali orang dan sumber daya yang harus dikelola. Kontribusi Owen dan Babbage seolah telah membukakan mata para praktisi bisnis pada saat itu bagaimana seharusnya bisnis dijalankan. Bermunculan pula setelah itu berbagai teori-teori dalam ilmu manajemen.
Perkembangan pemikiran manajemen sebagai praktik yang dilandasi konsep teori (Tim Dosen Administrasi Pendidikan: 2009) adalah sebagai berikut:

a.       Teori Manajemen Aliran Klasik (1890-1930)
          Frederick W Taylor, Henry L Gantt, Frank Bunker Gillberth dan Lilian Gillberth adalah tokoh-tokoh dibalik teori manajemen ilimiah. Mereka memikirkan suatu cara meningkatkan produktivitas dengan menangani kondisi kekurangan tenaga terampil melalui efisiensi para pekerja.
          Taylor disebut sebagai “bapak manajemen ilmiah” dengan karyanya “scientific management” yang telah memberikan prinsip-prinsip dasar penerapan pendekatan ilmiah pada manajemen, dan mengembangkan sejumlah teknik-tekniknya untuk mencapai efisiensi. Empat prinsip dasar yang dikembangkan Taylor adalah:
1.      Pengembangan metode ilimah alam manajemen agar suatu perkejaan dapat ditentukan metode pencapaian tujuannya secara maksimal.
2.      Seleksi ilmiah untuk karyawan agar para karyawan dapat diberika tugas dan tanggung jawab sesuai keahlian.
3.      Pendidikan dan pengembangan karyawan.
4.      Kerjasama yang harmonis antara manajemen dan para karyawan.

          Teknik yang digunakan untuk melaksanakan prinsip tersebut adalah melalui studi gerak dan waktu (time and motion studies), pengawasan fungsional, system tariff berbeda yaitu karywan yang lebih produktif dan efisien mendapatkna gaji lebih besar dari yang lainnya.
          Kontribusi terbesar dari Gantt adalah dengan menghasilkan metode grafik sebagai teknik scheduling produksi untu perencanaan, koordinasi dan pengawasan produksi yang popular dengan sebutan “Bagan Gantt”.
b.      Manajemen Organisasi Klasik (Classical Organization Theory) atau Manajemen Operasional Modern (1900-1940)
          Henry Fayol merupakan tokoh teori manajemen operasional manajemen dikenal dengan julukan Bapak teori manajemen modern. Dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et Generale (Administrasi Industri dan Umum) Fayol membagi aktifivtas-aktivitas industrial dalam enam klompok yaitu teknikal, komersial, financial, keamanan, kepastian, akunting dan manajerial. Ia adalah perumus empat belas prinsip manajemen yaitu:
1)      Pembagian kerja
2)      Wewenang
3)      Disiplin
4)      Kesatuan perintah
5)      Kesatuan pengarahan
6)      Meletakan kepentingan perseorangan di bawah kepentingan umum
7)      Balas jasa/imbalan
8)      Sentralisasi
9)      Rantai scalr/khirarki
10)  Order/susunan
11)  Keadilan
12)  Stabilitas staf organisasi
13)  Inisiatif
14)  Esprit de corps (semangat korps)
Fayol percaya bahwa melalui penguasaan keterampilan dan prinsip dasar manajemen orang yang mendalaminya dapat menjadi manajer yang baik.

c.       Aliran Perilaku (1924-1940)
          Elton Mayo dan F.J. Roethlisberger melakukan studi tentang perilaku manusia dalam bermacam situasi kerja di pabrik Hawthorner milik perusahaan Western Electric dengan temuan bahwa kelompok kerja informal lingkungan sosial karyawan memiliki pengaruh besar terhadap produktivitas.
          McGregor memandang perlu adanya perhatian pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri karyawan dengan menjunjukan dua kategori manusia yaitu manusia X dan manjusia Y atau lebih dikenal dengan teori X dan teori Y. Manusia tipe X adalah manusia yang harus selalu diawasasi agar mau melakukan usaha dalam pekerjaan mereka. Sedangkan manusia Y sebaliknya, ia bersemangat bekerja sebagai kesempatan untuk mengaktualisasikan diri tanpa ada pengawasan sekalipun.
          Di samping penelitian yang focus terhadap perilaku manusia, dikembangkan juga aliran perilaku organisasi yang memandang bahwa hubungan manusia dalam manajemen berada dalam konteks organisasi. Diantara tokohnya adalah Abraham Maslow, Frederick Herzberg, Edgar Schein.
          Aliran perilaku organisasi menganut prinsip bahwa:
1)      Organisasi adalah satu keseluruhan jangan dipandang bagian perbagian.
2)      Motivasi karyawan sangat penting yang menghasilkan komitmen untuk pencapaian tujuan organisasi.
3)      Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknis secara ketat (peranan, prosedur dan prinsip).

d.      Pendekatan Sistem (1940-sekarang)
          Pendekatan sistem memandang bahwa organisasi sebagai sistem yang dipersatukan dan diarahkan dari bagian-bagian/komponen-komponen yang saling berkaitan. Chester I Barnard menjelaskan dalam “the functions of the executive” bahwa tugas manajer adalah menyarankan pendekatan sistem sosial komprehensif dalam aktifitas “managing”.
          Komponen-komponen/bagian-bagian tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain, merupakan satu kesatuan utuh yang saling terkait, terika, memperngaruhi, membutuhkan, dan menentukan. Oleh karena itu harus disadari bahwa perubahan satu komponen akan berpengaruh terhadap komponen-komponen lainnya. Dengan demikian berpikir dan bertindak system berarti tidak memandang komponen secara parsial, tetapi saling terpadu satu sama lain secara sinergi.
          Sinergi berarti bahwa keseluruhan lebih besar daripada jumlah dari bagian-bagiannya. System yang sinergi adalah tiap-tiap unti atau bagian-bagian bekerja dengan serius dalam tatanannya dan menyadari secara penuh dan bertanggung jawab terhadap kemajuan system secara umum.
          Sistem memiliki makna bahwa (1) suatu system terdiri atas bagian-bagian yang saling terkait satu dengan yang lainnya, (2) bagian-bagian yang saling hubung itu dapat berkerja dan berfungsi secara independent atau bersama-sama, (3) berfungsinya bagian-bagian tersebut ditujukan untuk mencapai tujuan umum dari keseluruhan (sinergi), (4) suatu system yang terdiri atas bagian-bagian yang saling hubung tersebut berada dalam suatu lingkungan yang kompleks.

e.       Pendekatan Kontingensi atau Pendekatan Situsional (1950-sekarang)
          Pendekatan kontingensi atau pendekatan situasional adalah suatu aliran teori manajemen yang menekankan pada situasi atau kondisi tertentu yang dihadapi. Tidak seluruh metode manajemen ilmiah dapat diterapkan untuk seluruh situasi begitupun tidak selalu hubungan manusiawi yang perlu ditekankan karena adakalanya pemecahan yang efektif melalui pendekatan kauantitatif. Itu semua sangat tergantung pada karakteristik situasi yang dihadapi dan tujuan yang ingin dicapai.
KONSEP DASAR MANAJEMEN

A.    Definisi dan Batasan Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Istilah Manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketata laksanaan, kepemimipinan, pemimpin, ketata pengurusan, administrasi, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya ada beberapa definisi atau pengertian dari Manajemen, yaitu sebagai berikut: John D. Millett membatasasi Managment menjadi: ”management is the proceess of directing and facilitating the work of people organized in formal groups to achive a desired goal (adalah suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas kerja kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan” (dalam Siswanto, 2005:1).

Definisi lainnya dari manajemen adalah seperti yang diuraikan oleh G.R. Terry. Menurutnya manajemen adalah: “management is distinict process consisting of planing, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources (manajemen adalah suatu proses khusus yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan lainnya)”. (dalam Hasibuan, 2005:2).

Harold Koontz dan Cyrill O’Donnel, ahli lainnya mengartikan manajemen sebagai berikut: “ Management is getting things done through people. In bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organizes, staffs, direct, and control the activities other people (manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian).” (dalam Hasibuan, 2005:2).

Mendefinisikan Manajement ada berbagai ragam, ada yang mengartikan dengan ketatalaksanaan, Manajement pengurusan dan lain sebagainya. Pengertian Manajement dapat dilihat dari tiga pengertian.
1.    Manajemen sebagai suatu proses
2.    Manajemen sebagai suatu kolektivitas manusia
3.    Manajemen sebagai ilmu ( science ) dan sebagai seni

Manajement sebagai suatu proses. Pengertian Managment sebagai suatu proses dapat dilihat dari pengertian menurut :
·         Encylopedia of the social science, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan tertentu dilaksanakan dan diawasi.
·         Haiman, Manajement yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui kegiatan orang lain, mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan
·         Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan melalui kegiatan orang lain.

Manajement sebagai kolektivitas yaitu merupakan suatu kumpulan dari orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama. Kolektivitas atau kumpulan orang-orang inilah yang disebut dengan Manajemen, sedang orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya aktivitas Managment disebut Manajer.
Menurut Stoner dan Wankel bahwa proses adalah cara sistematis untuk untuk menjalankan suatu pekerjaan. Dalam batasan manajemen di atas prosesnya meliputi:
·         Perencanaan, yaitu menetapkan tujuan dan tindakan yang akan dilakukan.
·         Pengorganisasian, yaitu mengkoordinasikan sumber daya manusia serta sumber daya lainnya yang dibutuhkan.
·         Kepemimpinan, yaitu mengupayakan agar bawahan bekerja sebaik mungkin. 
·         Pengendalian, yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan jika tidak tercapai dilakukan tindakan perbaikan. (dalam Siswanto, 2005:2)
Ahli lain, Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard, memberikan batasan manajemen sebagai berikut : “Management as working with and through individuals and groups to accomplish organizational goals (manajemen sebagai suatu usaha yang dilakukan dengan bersama individu atau kelompok untuk mencapai tujuan organisasi”. (dalam Siswanto, 2005:2).
Hersey dan Blanchard lebih menekankan pada definisi tersebut tidaklah dimaksudkan hanya untuk satu jenis organisasi saja, tetapi dapat diterapkan pada berbagai jenis organisasi tempat individu dan kelompok tersebut menggabungkan diri untuk mewujudkan tujuan bersama. Selain beberapa definisi di atas, ada beberapa definisi lain tentang manajemen dari para ahli, yaitu: Menurut Drs. Malayu S.P. Hasibuan definisi manajemen adalah: “ ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”(dalam Hasibuan, 2005:2)
Istilah manajemen (management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan, administrasi, dan, sebagainya. Masing-masing pihak dalam memberikan istilah diwarnai oleh latar belakang pekerjaan mereka. Meskipun pada kenyataannya bahwa istilah tersebut memiliki perbedaan.

ELEMEN-ELEMEN DASAR MENAJEMEN
No
Elemen Dasar
Deskripsi Spesifik
1.
Elemen sifat
a.       Manajemen sebagai suatu seni
b.      Manajemen sebagai suatu ilmu
2.
Elemen fungsi
a.       Perencanaan
b.      Pengorganisasian
c.       Pengarahan
d.      Pemotivasian
e.       Pengendalian
3.
Elemen sasaran/objek
a.       Orang/manusia
b.      Mekanisme kerja
4.
Elemen tujuan
a.       Sasaran (objective)
b.      Maksud (purpose)
c.       Misi (mission)
d.      Batas waktu(deadline)
e.       Standar (standard)
f.       Target
g.      Jatah (quota)


1.      Elemen sifat
a.       Manajemen sebagai suatu seni
Yaitu sebagai suatu keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan dalam aplikasi ilmu pengetahuan untuk mencapai tujuan.
b.      Manajemen sebagai suatu ilmu
Yaitu akumulasi pengetahuan yang telah disistemasikan dan di organisasikan untuk mencapai kebenaran umum(general purpose)

2.      Elemen fungsi
a.       Perencanaan
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan terlebih dahulu pada suatu jangka waktu/periode tertentu serta tahapan/langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.
b.      Pengorganisasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan pekerjaan yang baik di antara mereka, serta pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan kondusif.
c.       Pengarahan
Yaitu suatu rangkaian kegiatan untuk memberikan petunjuk atau instruksi dari seorang atasan kepada bawahan atau kepada orang yang diorganisasikan dalam kelompok formal dan pencapaian tujuan bersama.
d.      Pemotivasian
Yaitu suatu proses dan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang atasan dalam memberikan inspirasi, semangat, dan kegairahan kerja serta dorongan kepada bawahan untuk dapat melakukan suatu kegiatan yang semestinya.
e.       Pengendalian
Yaitu proses dan rangkaian kegiatan untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tahapan yang harus dilalui. Dengan demikian, apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan tahapan tersebut, diadakan suatu tindakan perbaikan(corrective actions).

3.      Elemen sasaran
a.       Orang (manusia)
Yaitu mereka yang telah memenuhi syarat tertentu dan telah menjadi unsur integral dari organisasi atau badan tempet ia bekerja sama untuk mencapai tujuan
b.      Mekanisme kerja
Yaitu tata cara dan tahapan yang harus dilalui orang yang mengadakan kegiatan bersama untuk mencapai tujuan.

4.      Elemen tujuan
Yaitu hasil akhir yang ingin dicapai atas suatu pelaksana kegiatan. Dalam arti luas, tujuan mengandung hal seperti objective, purpose ,mission ,deadline, standard, target, dan quota. Tujuan merupakan rangkaian dalam peruses perencanaan, dan juga merupakan elemen penting dalam proses pengendalian .


B.    Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni
Managment merupakan suatu ilmu dan seni, mengapa disebut demikian, sebab antara keduanya tidak bisa dipisahkan. Managment sebagai suatu ilmu pengetahuan, karena telah dipelajari sejak lama, dan telah diorganisasikan menjadi suatu teori. Hal ini dikarenakan didalamnya menjelaskan tentang gejala-gejala Managment, gejala-gejala ini lalu diteliti dengan menggunakan metode ilmiah yang dirumuskan dalam bentuk prinsip-prinsip yang diujudkan dalam bentuk suatu teori.
Sedangkan Managment sebagai suatu seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja sama dengan orang lain, nah bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing (mengatur) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.
Managment sebagai suatu ilmu dan seni, melihat bagaimana aktivitas Managment dihubungkan dengan prinsip-prinsip dari Managment. Pengertian Managment sebagai suatu ilmu dan seni dari :
·         Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of the executive, bahwa Managment yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry.
·         Marry Parker Follett menyatakan bahwa Managment sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Konsep Dasar Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk melakukan tindakan guna mencapai tujuan.  Manajemen sebagai suatu ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang disistematisasikan atau kesatuan pengetahuan yang terorganisasi. Batasan di atas sebenarnya terlalu luas dan baru akan menjadi jelas apabila dapat di tegaskan lebih lanjut arti yang detail mengenai pengetahuan dan arti tentang sistematik dan organisai yang digunakan dalam definisi itu. Manajemen sebagai ilmu dapat di lihat sebagai suatu pendekatan (approach) terhadap seluruh dunia empiris, yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat di amati oleh indra manusia.
Manajemen sebagai suatu ilmu, titik beratnya terletak pada metode keilmuan. Memang yang mengikat semua ilmu adalah metode ilmu yang digunakan untuk mensistematisasikan seluru pengetahuan yang sifatnya masih pragmatis. Batasan lain tentang ilmu yang di kemukakan oleh Goode dan Hatt (1952:7) bahwa ilmu merupakan suatu cara menganalisis yang mengizinkan para ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk kausalitas, yaitu Apabila... maka..... Dalam hubungan ini diketengahkan bawa bagaimana sekumpulan pengetahuan harus disistematisasikan. Akan tetapi, apabila proposisi itu dimulai dengan kebenaran apriori maka proposisi itu kehilangan sifat ilmiahnya.
            Berdasarkan batasan yang telah dikemukakan diatas kalau dibandingkan,kita akan memperoleh karakteristik pokok yang terdapat pada pengertian ilmu itu, yaitu bersifat rasional, empiris, umum, dan akumulatif.
Dari devinisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Managment yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Manajemen merupakan suatu ilmu karena memiliki karakteritik pokok seperti halnya karakteristik pokok ilmu yang telah dideskripsikan di atas. Demikian juga manajemen merupakan  suatu ilmu karena dalam manajemen di aplikasikan dalam manajemen tersebut adalah.
1.      Observasi
2.      rumusan permasalahan
3.      akumulasi dan klasifikasi fakta tambahan yang baru
4.      generalisasi
5.      rumusan hipotesis
6.      testing dan verifikasi

Manajemen dikatakan sebagai suatu ilmu sehingga seorang manajer juga harus memiliki sikap ilmiah seperti halnya sikap ilmiah yang harus dimiliki para ilmuwan. Sikap ilmiah yang harus di miliki seorang manajer adalah sebagai berikut :

1.      Objektivitas
Yang di maksud dengan objektif adalah bahwa dalam satu peninjauan yang dipentingkan dalah objeknya. Faktor subjek dalam membuat deskripsi dan analisa seharusnya dilepaskan jauh-jauh meskipun tidak mungkin untuk mendapatkan objektivitas yang absolut. hal itu disebabkan ilmu itu sendiri merupakan hasil rekayasa manusia sebagai subjek yang sedikit banyak akan memberikan pengaruhnya.

2.       Serba relatif
Seorang manajer sebagai ilmuwan harus menerima realitas perubahan yang terjadi dan memberikan dampak terhadap masa berlakunya teori-teori yang telah mereka miliki. berlakunya teori yang mereka miliki tidaklah mutlak kebenarannya. Namun, mungkin saja terjadi bahwa toeri mereka digugurkan oleh teori-teori lain.

3.      Skeptif
Yang di maksud sikap skeptif adalah sikap untuk selalu ragu terhadap pertanyaan yang belum cukup kuat dasar pembuktiannya. bahwa manajer sebagai ilmuwan harus selalu hati-hati, harus teliti dalam memberikan penilaian dan pernyataan ilmiah.

4.      Kesabaran intelektual
Mampu menahan diri dan kuat untuk tidak menyerah kepada tekanan dalam menyatakan suatu pendirian ilmiah karena memang belum selesai dan belum lengkap hasil yang dicapai.

5.      Kesederhanaan 
Kesederhanaan dalam sikap ilmiah adalah kesederhanaan dalam cara berfikir, cara menyatakan, dan cara pembuktian.

6.      Tidak memihak kepada etik
Sikap tidak memihak kepada etik adalah bahwa ilmu tidak memiliki tujuan dan tugas untuk membuat penilaian tentang hal yang baik dan hal yang buruk, melainkan ilmu memiliki tugas mengemukakan hal-hal yang salah dan hal-hal yang benar secara nisbi.
Manajemen sebagai suatu seni bukan diartikan seni dalam formal yang biasa dihubungkan dengan seni musik, sastra, tari, drama, patung, lukis, dan sebagainya. dengan demikian, bukan berarti untuk menjadi pemimpin yang baik harus menjadi seorang seniman, atau seorang pemimpin minimal harus menguasai salah satu cabang kesenian  seperti menari, menyanyi, dan melukis. Yang dimaksud seni disini adalah seni dalam pengertian yang lebih luas dan umum, yaitu merupakan keahlian, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode, dan teknik dalam menggunakan sumber daya manusia dan sumber daya alam (human and natural resurces) secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.
Dalam bahasa Belanda, kehalian, kemampuan, kemahiran, dan keterampilan yang diperoleh menurut saluran biasa, yaitu menurut sistem pelajaran atau sistematik tertentu, disebut (kunde). Jika keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan tidak dapat lagi ditelusuri berdasarkan saluran ilmu dan sistematik biasa maka disebut kuast ( seni).
Dalam dunia catur misalnya, anatoly karpov sering disebut seniman catur karena seluk beluk liku gerakan caturnya sering tidak bisa di ikuti secara teoritis, namun sering menang secara menajubkan. demikian pula David beckham, bintang tenar sepak bola inggris, yang terkenal dengan tendangan setengah lapangan untuk memasukan bola digawang lawan pada saat piala Dunia 1998, Karena keahlian, kemahiran, kemampuan, dan keterampilan dalam permainannya, sering menjadi bagian strategi untuk melumpuhkan lawannya. Demikian pula terhadap Rivaldo, Madonna, Mariah Carrey, Marion jone, David Coverfield, Evander Hollyfield, dan lain-lain.
            Berpijak tentang hal-hal yang telah dideskripsikan di atas, jelaslah bahwa seni dan ilmu terdapat dalam manajemen. Manajemen dapat dikuasai oleh dengan lapisan seni yang baik, atau sebaliknya manajemen dapat dikuasai oleh seni dengan lapisan ilmu yang baik. Dalam setiap aktivitas diperlukan ilmu dan seni.
            Transisi teknologi dunia terlalu cepat mengalami pergeseran, pada masa sekarang semakin menunjukkan pentingnya ilmu dalam manajemen. oleh karena itu, pengetahuan tambahan akan bermanfaat dan usaha itu harus terus dimotivasi. Meskipun demikian, seni manajemen harus dikenal sepenuhnya. pengembangan  seni ini dapat diperoleh melalui studi, observasi, dan praktik lapangan. Dalam seni manajemen terdapat perbedaan yang penting di antara para manajer perorangan. hal ini disebabkan adanya perubahan keputusan, pengertian,motif, dan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang.
            G.R. Terry(1975:79) mengatakan, secara esensial seorang manajer adalah seorang ilmuwan dan seorang seniman. ia memerlukan suatu pengetahuan yang disusun menurut sistem yang memberikan kebenaran-kebenaran pokok yang dapat digunakan dalam mengoprasikan pkerjaannya. Pada waktu yang sama, manajer harus memberi ilham, membujuk, bermulut manis, mengajar, dan memikat orang lain berbobot maupun tidak berbobot untuk memberi pelayanan yang selaras dan menyumbangkan aktivitas individu dan aktifitas spesifik mereka kearah tujuan tertentu. Jenis aktivitas tersebut tidak dapat dibuat formulirnya atau dinyatakan sebagai suatu statistik dalam suatu daftar realisasi. Hal ini didasarkan atas perasaan naluri, dan dugaan mengenai aktivitas yang hendak dilakukan. 


C.    Manajemen Sebagai Suatu Profesi
Manajemen diartikan profesi karena manajemen membutuhkan keahlian tertentu dalam mencapai tujuan. Manajemen menurut parker (stoner dan freeman2000) ialah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things done through poeple).
 Dalam jaman modern ini semua jenis kegiatan selalu harus diManagmenti, dalam arti aturan yang jelas, dan sekarang boleh dikata bahwa bidang Managment sudah merupakan suatu profesi bagi ahlinya. Mengapa demikian karena dalam kegiatan apapun pekerjaan harus dikerjakan secara efisien dan efektif, sehingga diperoleh masukan atau input yang besar.
Seperti manajer, manajer memegang kendali yang amat penting dalam mewujudkan efektivitas organisas. Seberapa jau organisasi mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan masyarakat, sangat bergantung pada baik tidaknya manajer organisasi yang bersangkutan mengoperasikan pekerjaanya, niscaya organisasi tersebut tidak akan berhasil mencapai tujuannya dengan baik pula. hampir sama dengan manajer yang berfungsi dalam organisasi, organisasi pun memiliki fungsi yang lebih luas dalam masyarakat. keberhasilan suatu organisasi yang merupakan suatu kelompok adalah suatu faktor kunci(key factor) dalam masyarakat.
Peter F. Drucker (1976) berpendapat bahwa prestasi seorang manajer dapat diukur berdasarkan dua konsep, yaitu efisiensi(efficiency)dan efektivitas(effectivity). Efisiensi berarti menjalankan pekerjaan dengan benar, sedangkan efektivitas berarti menjalankan pekerjaan yang benar. Efisiensi berarti kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan benar adalah suatu konsep masukan keluaran(input output). Seorang manajer yang efisien adalah manajer yang mencapai keluaran atau hasil yang maksimal. Manajer yang memiliki kemampuan untuk meminimumkan biaya simber daya yang digunakannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan adalah manajer yang bertindak dengan efisien.
Edgar H Schein dalam bukunya yang berjudul organization socialization and the profession of Manajemen menguraikan karakteristik atau kriteria-kriteria sesuatu bisa dijadikan suatu profesi yaitu :
1.      Para professional membuat keputusan atas dasar prinsip-prinsip umum yang berlaku dalam situasi dan lingkungan, hal ini banyak ditunjang dengan banyaknya pendidikan-pendidikan yang tujuannya mendidik siswanya menjadi seorang professional. Misalnya Akademi Pendidikan Profesi Manajemen, kursus-kursus dan program-program latihan dan lain sebagainya.
2.      Para profesioal memperoleh status dengan cara mencapai suatu standar prestasi kerja tertentu, ini tidak didasarkan pada keturunan, favoritas, suku bangsa, agama dan kriteria-kriteria lainnya. Dan para professional harus ditentukan oleh suatu kode etik yang kuat.
D.   Proses Manajemen
            Suatu proses merupakan suatu rangkaian aktivitas yang satu sama lainnya saling bersusulan. Proses adalah suatu cara sistematis untuk menjalankan suatu pekerjaan. Proses manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas yang harus dilakukan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi. Rangkaian aktivitas dimaksudkan adalah merupakan fungsi seorang manajer tersebut membentukan suatu keseluruhannya.
            Kajian fungsi manajer secara gratis besarnya dapat dilihat dari dua arah, yaitu fungsi manajer kedalam organisasi dan fungsi manajer keluar organisasi. fungsi manajer kedalam organisasi dapat dilihat dari dua sudut beitkut.
1.      Fungsi manajer dari sudut proses, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengendalian. Fungsi manajer dari sudut proses merupakan tahapan aktivitas yang secara kontinu mutlak dioperasikan oleh manajer sebagaimana disajikan.Pendistribusian fungsi yang dimaksud meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemotivasian, dan pengadilan.
a.       Perencanaan (Planning)
Aktivitas perencanaan dilakukan untuk menetapkan sejumlah pekerjaan yang harus dilaksanakan kemudian. Sikap manajer di tuntut terlebih dahulu agar mereka membuat rencana tentang aktivitas yang harus dilakukan. Perancanaan tersebut merupakan aktivitas untuk memilih dan mehubungkan fakta serta aktivitas membuat dan menggunakan dugaan mengenai masa yang akan datang dalam hal merumuskan aktivitas yang direncanakan.
Tujuan dari setiap organisasi dalam proses perencanaan merupakan hal yang sangat penting karena tujuan inilah yang menjadi pegangan dalam aktivitas selanjutnya. Tujuan yang ingin direalisasikan tersebut harus tetap diperhatikan, dpedomani, dan dijadikan bacaan oleh setiap elemen organisasi, khususnya manajer yang memegang kemudi organisasi.
b.       pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian sebagai fungsi manajemen yang kedua adalah organisasi, baik dalam arti statis maupun dinamis. Organisasi dalam arti statis adalah skema, bentuk, bagan yang menunjukkan hubungan diantara fungsi serta otoritas dan tanggungjawab yang berhubungan satu sama lain dari individu yang diberi tugas atau tanggung jawab atas setiap fungsi yang bersangkutan.
2.      Fungsional manajer dari sudut spesialisasi kerja, yaitu keuangan, ketenaga kerjaan, pemasaran, pembelian, produksi, dan sejenisnya.
Fungsi manajer dari sudut spesialisai kerja merupakan penerapan fungsi sesuai dengan bidang kerja yang ada dalam organisai. Fungsi yang dimaksud sebagai berikut
a.       Fungsi keuangan
Dalam bidang keuangan, manajer harus berusaha agar posisi keuangan organisasinya setiap saat dapat memberikan dana dalam aktivitas secara rutin maupun berkala bekala.
b.       Fungsi ketenagakerjaan
Dalam bidang ketenagakerjaan manajer harus berusaha agar bawahan selalu ada dalam kondisi moral dan disiplin kerja yang tinggi. Dengan kondisi moral dan disiplin yang tinggi, bawahan diharapkan mampu memberikan angka kontribusi produktivitas kerja yang tinggi pula. Dengan tingginya angka produktivitas kerja berarti organisasinya dapat mewujudkan tujuan.
c.       Fungsi pemasaran
Dalam fungsi pemasaran, manajer harus berusaha agar pelaksanaan aktivitas organisasi yang mengarahkan arus barang dan jasa dari produsen kepada konsumen dapat memenuhi para konsumen dengan sebaik-baiknya.
d.      Fungsi pembelian
Dalam bidang pembelian, manajer harus berusaha agar pembelian bahan baku dan bahan penolong dapat terjamin kualitasnya dan dengan harga yang serendah mungkin. Dengan demikian, bahan baku dan bahan penolong tersebut setelah diproses mampu memberikan keluaran produksi yang berkualitas.
e.       Fungsi produksi
Dalam bidang produksi, manajer harus berusaha agar barang dapat diproduksikan dengan teknik yang berbelit. Dengan demikian, proses produksi tidak memerlukan alokasi dana dan waktu yang tinggi, serta kualitas produksi dapat terjamin. Secara singkat proses produktivitas dapat  dicapai secara efisien dan efektif.
            Dalam pelaksanaan fungsi lain yang ada pada organisasi, manajer harus berusaha agar spesialisai kerja yang lain dapat dilaksanakan sesuai dengan norma yang telah ditetapkan dan menuju kearah terwujudnya tujuan. Memang fungsi manajer dari sudut spesialisasi kerja antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain belum tentu sama. hal ini disebabkan banyaknya perbedaan motif usaha dari organisasi yang bersangkutan. Namun, mungkin saja terjadi spesialisasi kerja yang sama antar organisasi yang satu dengan organisasi yang lain apabila aktivitas organisasi tersebut memang sejenis.
Pelaksanaan fungsi manajer ke luar organisasi tidak selamanya harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Akan tetapi, seringkali timbul fungsi manajer secara spontanitas. Misalnya, adanya kunjungan pihak luar dalam organisasi, timbulnya kerja sama dengan pihak lain yang kesemuanya tidak direncanakan. Oleh karena itu, amat sulit kiranya mendetail jenis fungsi manajer keluar organisasi. Yang jelas secara grais besar, fungsi tersebut terbentuk komunikasi maupun kerja sama.

D.    Pentingnya Tujuan Dalam Manajemen
Setiap kegiatan yang dilakukan manusia diharapkan dapat mencapai tujuan yang diinginkan seperti kita ketahui tujuan dalam managment sangat penting karena tujuan tersebut dapat :
·         Terwujudnya suasana kerja yang aktif, inofatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna bagi para karyawan atau anggota
·         Terciptanya karyawan atau anggota yang aktif mengemangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan Negara.
·         Terpenuhinya salah satu dari 4 (empat) kopetensi bekerja para anggota serta tertunjngnya kopetensi manajerial para atasan dan anggota sebagai manajer.
·         Tercapainya tujuan yang lebih efektif dan efisien dalam sebuah organisasi.
·         Terbekalinya tenaga profesional dengan teori tentang proses dan tugas administrasi kepemimpinan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen).
·         Teratasinya masalah mutu pekerjaan karena 80% adalah mutu para pekerja disebakan karena manajemen.
Berdasarkan tujuan tersebut dapat dipahami bahwa manajemen memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sejak awal.

0 Response to "Manajemen"

Post a Comment