Cinta Sang Nabi Terhadap Umatnya




Adakah orang yang kita cintai bisa memberikan cinta yang besar dan luas seperti sang Nabi. Begitu besar mahabbah sang Nabi pada kita, bahkan sebelum kita lahir, jauh sebelum kakek kakek kita lahir Rasulullah saw sudah mendo’akan kita. Kita hidup seribu tahun lebih dari Rasulullah, tapi lihat doa nya sampai hingga kita lahir di dunia. Pernah kah kita bertanya dengan sahabat filla kita, sahabat yang karena Allah kita mencintainya tentang kabar anak nya, cucu nya, bahkan mendo’akan orang yang belum lahir dari sahabat filla kita itu. Pernahkah sahabat filla kita ada dalam setiap do’a kita? Tapi lihat cinta nya sang Nabi, beliau selalu berdo’a untuk kita, keturunan kita, kita selalu ada dalam setiap doa nya Rasulullah.

Pernah suatu saat ketika Rasulullah saw sedang berdo’a, lalu masuklah sayyidatuna Aisyah dia duduk dihadapan Nabi. Lalu Rasulullah pun berdo’a “Wahai Allah, ampunilah dosa dosa Aisyah yang nampak ataupun yang tidak nampak” senang lah hati sayyidah Aisyah atas do’a Rasulullah. Nabi pun bertanya “Bagaimana perasaan mu wahai aisyah?”. Sayyidah Aisyah menjawab “Aku sangat gembira, bagaimana tidak nama ku disebut dalam do’a mu ya Rasulullah” lalu Rasulullah berkata “Ketahuilah Aisyah, do’a yang ku panjatkan tadi adalah do’a yang selalu ku panjatkan setiap malam untuk umat ku” inilah cinta yang Rasulullah bawa untuk kita, cinta & doa dari Rasulullah untuk kita. Apakah tidak besar cinta Rasulullah saw untuk kita? adakah yang lebih mencintai kita seperti ini selain Rasulullah?

Dulu ketika selesai perang Uhud, Rasulullah saw dibawa mundur oleh para sahabat dan saat itu ada sebagian para sahabat yang melaknat orang orang kafir sebab mereka jahat dan selalu memerangi Rasulullah saw. Lalu Rasulullah pun berkata “Jangan kalian ucapkan itu, sebab aku di utus oleh Allah tidak pernah untuk melaknat”. Inilah cinta yang tulus, cinta yang membawa ke damaian, Rasulullah balas semua kejahatan dan kebencian dengan cinta.

Pernah juga Rasulullah saw berdakwah di kota Tho’ib, disana Rasulullah di lempari batu hingga ia terjatuh, di angkat lagi, dilempari lagi hingga Rasulullah terjatuh tiga kali, di angkat lagi oleh mereka tapi bukan untuk menolong Rasulullah melainkan membantu Rasulullah berdiri agar dapat mereka lempari lagi dengan batu. Rasulullah saw duduk di bawah pohon sambil memandangi darah yang mengalir dari wajah nya. Ia takut jika darah itu sampai jatuh ke bumi maka Allah akan murka pada mereka.

Dalam keadaan penuh darah disaat sakitnya, Rasulullah berdo’a “Wahai Allah berilah hidayah kepada kaum ku, karena sesungguhnya mereka tidak mengetahui nya”. Lihatlah oleh kita bagaimana Rasulullah saw membalas kesakitan nya dengan do’a, kejahatan dengan cinta. Inilah yang harus kita tiru dari cinta sang Nabi Muhammad saw. Rasulullah tak pernah berhenti berharap jika nanti kelak anak anak dan cucu cucu mereka akan membawa bendera nya Rasulullah, itulah harap sang Nabi yang tak pernah padam meski dengan kejahatan & kebencian dari mereka.
Allahumma shalli ala Muhammad, wa 'ala alii sMuhammad

Islam Nusantara, SESAT!!!!!

Sumber : https://www.facebook.com/jonru.page/posts/10153613465134729:0
Hanya butuh TIGA logika sederhana untuk mengetahui KESESATAN Islam Nusantara
(Ini adalah posting ulang dari status sebelumnya, saya buatkan gambar yang lebih pas, dengan harapan untuk di-SHARE oleh teman-teman sekalian. Semoga bermanfaat bagi syiar dakwah, dalam rangka memerangi aliran sesat yang bisa merusak aqidah dan iman Islam kita).
* * *
Pendapat HABIB RIZIEQ tentang kesesatan Islam Nusantara bisa dibaca di http://www.eramuslim.com/…/habib-rizieq-inilah-kesesatan-is…
Di bawah ini saya copas artikelnya.
* * *
NB: Islam Nusantara adalah buatan orang-orang liberal, untuk menggantikan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang sudah tidak laku. Liciknya, mereka menggunakan NU sebagai kendaraan, sehingga banyak orang yang mengira bahwa Islam Nusantara buatan NU.
Banyak warga NU yang terkecoh oleh strategi licik ini, sehingga orang yang menentang Islam Nusantara dianggap memusuhi NU.
Padahal aslinya, kita sangat mencintai NU sebagai salah satu ormas Islam di Indonesia yang masih lurus. Kita tidak ingin NU dicemari oleh orang-orang liberal, syiah, dst.
Banyak warga NU yang membela Islam Nusantara, hanya karena keawaman dan "keluguan" mereka saja. Andai mereka tahu bahwa para dedengkot Islam Nusantara justru memusuhi Islam.
* * *
Habib Rizieq: Inilah Kesesatan Jemaat Islam Nusantara (JIN)
Eramuslim.com – Dalam pembukaan acara Istighotsah menyambut Ramadhan dan pembukaan munas alim ulama NU, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj mengatakan, NU akan terus memperjuangkan dan mengawal model Islam Nusantara, Minggu, 14/06/2015
Presiden Jokowi saat berpidato dalam membuka Munas alim ulama NU di Masjid Istiqlal, menyatakan dukungannya secara terbuka atas model Islam Nusantara.Minggu (14/06/2015),
“Islam kita adalah Islam Nusantara, Islam yang penuh sopan santun, Islam yang penuh tata krama, itulah Islam Nusantara, Islam yang penuh toleransi,” kata Presiden Jokowi.
Tentu saja, Konsep Islam Nusantara ini mendapatkan banyak tanggapan dan reaksi dari kalangan tokoh dan masyarakat terlebih para ulama yang selalu mendakwahkan islam.
Diantaranya adalah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Riziq Sihab. Dengan tegas beliau menyatakan bahwa JIN (Jemaat Islam Nusantara) merupakan paham yang sesat dan menyesatkan, serta bukan dari ajaran Islam, sehingga wajib ditolak dan dilawan serta diluruskan.di lansir dari tulisan beliau di suara islam.com.
Maka untuk lebih jelasnya, kami nukilkan 8 Alasan Habib Riziq sihab menolak konsep Islam Nusantara yang di posting oleh Suara Islam dengan judul “Jemaat Islam Nusantara (JIN) Paham Sesat Menyesatkan” :
1. Islam Pendatang
Bagi JIN bahwa Islam di Indonesia adalah “pendatang” dari Arab yang “numpang”, bukan agama “asli” bangsa Indonesia.
Tanggapan : Islam adalah agama asli yang turun dari langit untuk seluruh penduduk bumi, karena Islam datang dari Allah Swt sang pemilik alam semesta, sehingga Islam di mana saja di atas bumi Allah Swt akan selalu menjadi agama “asli” yang “pribumi”, dan tidak akan pernah jadi “pendatang”.
Jadi, Islam bukan dari Arab, tapi dari langit yang diturunkan pertama kali di tengah orang Arab, kemudian disebarkan ke seluruh dunia.

2. Pribumisasi Islam
Islam sebagai pendatang dari Arab harus tunduk dan patuh kepada Indonesia selaku pribumi, sehingga Islam harus siap “dipribumisasikan” agar tunduk kepada budaya setempat.
Karenanya, tidak boleh lagi ada istilah “Islamisasi Indonesia”, tapi yang mesti dilaksanakan adalah “Indonesia-isasi Islam”. Jadi, jangan pernah katakan “Indonesia negara Islam”, tapi katakanlah “Islam ada di Indonesia”.
Tanggapan : jika pola pikir ini benar, maka Islam di China mesti di-China-isasi, dan Islam di India mesti
di-India-isasi, serta Islam di Amerika juga mesti di-Amerika-isasi, dan seterusnya, sehingga Islam di dunia jadi bermacam-macam dan berjenis-jenis sesuai negerinya.
Jika mundur lagi ke belakang, mestinya saat Islam ada di tengah masyarakat jahiliyyah, maka Islam harus di-jahiliyyah-isasi.
Jelas, pola pikir di atas ngawur dan tidak ilmiah, bahkan sesat menyesatkan.

3. Tolak Arabisasi
Islam yang ada di Indonesia selama ini adalah “Islam Arab”, sehingga budaya Nusantara terancam dan tergerus oleh Arabisasi.
Karenanya, di Indonesia semua budaya Arab yang menyusup dalam Islam harus diganti dengan budaya Nusantara, sehingga ke depan terwujud “Islam Nusantara” yang khas bagi bangsa Indonesia.
Intinya, JIN menolak semua budaya Islam yang beraroma Arab, karena dalam pandangan mereka semua itu adalah “Arabisasi Islam”, sehingga perlu ada gerakan “Indonesia-isasi Islam” di Nusantara.
Tanggapan : Rasulullah Saw diutus di tengah bangsa Arab untuk meng-Islam-kan Arab, bukan meng-Arab-kan Islam. Bahkan untuk meng-Islam-kan seluruh bangsa-bangsa di dunia, bukan untuk meng-Arab-kan mereka.
Jadi, tidak ada Arabisasi dalam Islam, yang ada adalah Islamisasi segenap umat manusia.

4. Ambil Islam Buang Arab
Islam sebagai pendatang dari Arab tidak boleh mengatur apalagi menjajah Indonesia, tapi Islam harus tunduk dan patuh kepada Indonesia selaku pribumi.
Karenanya, bangsa Indonesia boleh ambil budaya Islam, tapi wajib tolak budaya Arab, agar supaya budaya Nusantara tidak terjajah dan tidak pula tergerus oleh budaya Arab.
Tanggapan : ini adalah propaganda busuk JIN yang ingin menolak budaya Islam dengan “dalih” budaya Arab. Pada akhirnya nanti, semua ajaran Islam yang ditolak dan tidak disukai JIN, akan dikatakan sebagai “budaya Arab”.
Dan propaganda ini sangat berbahaya, karena menumbuh-suburkan sikap rasis dan fasis, serta melahirkan sikap anti Arab, yang pada akhirnya mengkristal jadi anti Islam.

5. Ambil Islam Buang jilbab
Menurut JIN bahwa jilbab adalah budaya Arab karena merupakan pakaian wanita Arab, sehingga harus diganti dengan pakaian adat Nusantara.
Tanggapan : JIN buta sejarah, karena di zaman jahiliyyah, masyarakat Arab tidak kenal jilbab, dan wanita Arab tidak berjilbab. Bahkan wanita Arab saat itu terkenal dengan pakaian yang umbar aurat dan pamer kecantikan, serta tradisi tari perut yang buka puser dan paha.
Lalu datang Islam mewajibkan wanita muslimah untuk berjilbab menutup aurat, sehingga wanita muslimah jadi berbeda dengan wanita musyrikah. Dengan demikian, jilbab adalah busana Islam bukan busana Arab, dan jilbab adalah kewajiban agama bukan tradisi dan budaya.

6. Ambil Islam Buang Salam
Ucapan “Assalaamu ‘alaikum” adalah budaya Arab, sehingga harus diganti dengan “salam sejahtera” agar bernuansa Nusantara dan lebih menunjukkan jatidiri bangsa Indonesia.
Tanggapan : lagi-lagi JIN buta sejarah, karena di zaman jahiliyyah, salam masyarakat Arab adalah “wa shobaahaah”, bukan “Assalaamu ‘alaikum”.
Lalu datang Islam yang mengajarkan umatnya salam syar’i antar kaum muslimin, yaitu “Assalaamu ‘alaikum wa rohmatullaahi wa barokaatuh”. Jadi, “Assalaamu ‘alaikum” adalah “tahiyyatul Islam” bukan “tahiyyatul ‘Arab.”

7. Ambil tilawah Quran buang langgam Arabnya
Termasuk baca Alquran tidak perlu lagi dengan langgam Arab, tapi sudah saatnya diganti dengan langgam Nusantara seperti langgam Jawa dan Sunda atau lainnya, agar supaya lebih Indonesia.
Tanggapan : membaca Alquran dengan langgam Arab bukan kemauan orang Arab, akan tetapi perintah Allah Swt dan Rasulullah Saw.
Dan karena Alquran diturunkan dalam bahasa Arab, tentu membacanya harus dengan langgam Arab, agar sesuai dengan intonasi makna dan arti. Dan itu pun tidak tiap langgam Arab boleh untuk tilawah Alquran.
Langgam gambus dan langgam qashidah berasal dari Arab, tapi tidak boleh digunakan untuk tilawah Alquran, karena keduanya adalah langgam seni dan budaya serta musik dan hiburan.
Apalagi langgam tari perut yang merupakan langgam seni dan budaya Arab untuk pertunjukan maksiat, lebih tidak boleh digunakan untuk tilawah Alquran.
Karenanya, membaca Alquran dengan langgam selain Arab tidak diperkenankan, karena memang tidak sesuai dengan pakem bahasa Arab, sehingga tidak akan sesuai dengan intonasi makna dan arti.
Apalagi dengan langgam seni dan budaya selain Arab yang digunakan untuk hiburan dan pertunjukan, seperti langgam dalang pewayangan, langgam sinden jaipongan, langgam gambang kromong, dan sebagainya, tentu lebih tidak boleh lagi.
Allah Swt telah menganugerahkan bangsa Indonesia kefasihan dalam lisan Arab, sehingga dari Sabang sampai Merauke, orang dewasa maupun anak-anak, sangat fasih dalam mengucapkan lafzhul jalalah “Allah” dan aneka dzikir seperti “Subhanallah wal hamdulillaah wa laa ilaaha illallaah wallaahu akbar.” dan mereka pun sangat fasih juga dalam membaca Alquran.
Bahkan bangsa Indonesia sangat ahli dalam ilmu tajwid dan amat piawai dalam tilawatil Alquran dengan langgam Arab, sehingga di hampir setiap Musabaqah Tilawatil Qur’an internasional, para qori Indonesia banyak sukses dan berhasil keluar jadi juara dunia tilawah.
Karenanya, pembacaan Alquran dengan langgam dalang pewayangan adalah “kemunduran”, di mana bangsa Indonesia yang sudah sangat maju dalam tilawatil Qur’an, hingga mengungguli bangsa Arab sekali pun, lalu dibawa mundur jauh ke alam mitos pewayangan di zaman semar dan petruk.

8. Ambil Alquran buang bahasa Arabnya
Baca Alquran tidak mesti dengan bahasa Arab, tapi cukup dengan terjemah Indonesianya saja, agar umat Islam Indonesia bisa langsung menyimak dan memahami makna dan arti ayat-ayat yang dibaca.
Tanggapan : inilah tujuan sebenarnya dari propaganda JIN yaitu menjauhkan Alquran dari umat Islam, karena mereka paham betul bahwa ruh dan jiwa Islam adalah Alquran.
Bagi JIN, siapa ingin hancurkan dan lenyapkan Islam, hancurkan dan lenyapkanlah Alqurannya. Jadi jelas sudah, bahwa yang diserang JIN sebenarnya bukan Arab, tapi Islam.
Karenanya, selain yang sudah disebutkan di atas, JIN juga melakukan aneka ragam propaganda anti Arabisasi untuk merealisasikan tujuan busuknya, antara lain :
Pertama, menolak istilah-istilah yang diambil dari bahasa Arab, hingga sebutan abi dan ummi pun mereka kritisi, sehingga harus diganti dengan istilah-istilah Indonesia, tapi lucunya mereka alergi dengan istilah Arab namun sangat suka dan amat fasih menggunakan istilah-istilah Barat.
Kedua, menolak penamaan anak dengan nama-nama Islam yang diambil daribahasa Arab, sehingga anak Indonesia harus diberi nama Indonesia. Tapi lucunya mereka senang dan bangga dengan penamaan anak Indonesia dengan nama-nama barat dengan dalih lebih modern, walau pun bukan nama Indonesia.
Ketiga, bahkan mulai ada rumor penolakan terhadap pengafanan mayit dengan kain putih karena beraroma tradisi Arab, sehingga perlu diganti dengan kain batik agar kental aroma Indonesia.
Bahkan mereka mulai tertarik dengan pakaian jas dan dasi barat buat mayit sebagaimana pengurusan jenazah non-Islam, dengan dalih jauh lebih keren dan rapih ketimbang “pocong”, walau bukan budaya Indonesia.
Demikian kami cuplikan dari tulisan beliau, semoga membuka wacana kaum muslimin Indonesia untuk lebih waspada menerima sebuah konsep yang digelontorkan seorang tokoh.(rz)
Sumber tulisan: http://www.eramuslim.com/…/habib-rizieq-inilah-kesesatan-is…

Cara Mengetahui Tanggal Lahir Masehi ke Tanggal Lahir Hijriah


Inilah Cara Mengetahui Tanggal Lahir Masehi ke Tanggal Lahir Hijriah
 1. Masuk ke situs http://www.islamicfinder.org/.
2. Pilih tipe konversi tanggal Gregorian to Hijri.
3. Masukan tanggal lahir yang mau di cek.
4. Klik tombol convert.
5. Selesai, tinggal lihat hasilnya saja lagi.

“AL QURAN DITURUNKAN OLEH ALLAH SWT DENGAN BANYAK SEKALI ILMU PENGETHUAN DI DALAMNYA,SALAH SATU ILMU YANG KITA DAPAT ADALAH UNTUK MENGGANTI KALENDER MASEHI YANG TIDAK AKURAT DENGAN MENGGUNAKAN PENANGGALAN HIJRIYAH.”

-- ALLAH menyatakan agar penanggalan didasarkan pada orbit Bumi dan orbit Bulan seperti pada Ayat 9/36, dan lebih jelas pada Ayat Suci yang artinya:


يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَنْ تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ ظُهُورِهَا وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَى وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 
Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah:` Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebaktian memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebaktian itu ialah kebaktian orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.(QS. 2:189)



الْحَجُّ أَشْهُرُُ مَّعْلُومَاتُُ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلاَ رَفَثَ وَلاَ فُسُوقَ وَلاَ جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَاأُوْلِي اْلأَلْبَابِ {197


"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang-siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepadaKu hai orang-orang yang berakal." (Al-Baqarah: 197)