dakwatuna.com – Jakarta. Sekilas mungkin banyak yang
tidak menyangka jika adik kecil yang masih ‘cadel’ menyebut huruf ‘ra’
ini memiliki hafalan Al-Qur’an 30 juz, apalagi di usianya yang baru
menginjak 6 tahun. Rasanya sesuatu yang ajaib dan di luar nalar manusia,
terlebih di zaman yang agak ‘bebas’ ini, jika tidak diawasi langsung
oleh kedua orangtua maka pergaulan anak pun tidak akan terkontrol dengan
baik.
Bagi manusia yang memiliki iman yang kuat, tidak ada yang
tidak mungkin di dunia ini jika usaha dan kerja keras sudah dilakukan
dengan tekun dan sungguh-sungguh, ia akan percaya bahwa Allah akan
memberikan ganjaran sesuai dengan apa yang telah dilakukan hamba-Nya.
Ini
terbukti, adik Musa satu di antara anugerah dan karunia yang diberikan
Allah untuk Abu Hanafi dan istrinya yang juga mampu memberikan banyak
inspirasi dan motivasi untuk orang lain, terkhusus umat Islam.
Mungkin
peristiwa fenomenal ini tidak aneh apabila kita mengaca kepada zaman
sahabat dan tabi’in serta masa keemasan setelahnya, sejarah mencatat
contohnya bahwa Imam Syafi’i hafal Al-Qur’an usia 7 tahun, hafal
Muwattho’ usia 13 tahun dan diizinkan berfatwa oleh gurunya (Imam Malik)
usia 15 tahun.
Orangtua Musa pun berharap dan telah mencanangkan
anak-anaknya bisa seperti ulama-ulama terdahulu, setelah menamatkan
hafalan Al-Qur’an ia akan menanamkan dan mengajarkan kepada Musa
ilmu-ilmu agama, menghafal matan-matan hadits mulai dari hadits arba’in
Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin, sampai kitab hadits Bukhari-Muslim.
Selain diajarkan bahasa Arab, Musa pun diajarkan bahasa Inggris oleh
ayahnya. Subhanallah.. Lengkap.
Adapun keikutsertaan Musa dalam ajang Anugerah Khidmah Al-Qur’an Internasional yang berlangsung dari tanggal 3-7 Ramadhan
1435 H bertepatan dengan tanggal 1-5 Juli 2014 ini merupakan undangan
khusus dari Syekh Abdullah bin Ali Bashfar, selaku Ketua Ma’had Tahfizh
Dunia yang berpusat di Saudi Arabia. Dan Musa pun tercatat sebagai
peserta termuda dalam perlombaan tahfizh Al-Qur’an ini. Prestasi Musa
sebelumnya pernah menjuarai perlombaan menghafal Al-Qur’an cabang 20 dan
30 juz di Provinsi Bangka Belitung. Bismillah Masya Allah.. Sangat
takjub, semoga Allah memperbanyak ‘Musa-Musa’ yang lainnya melalui anak
dan cucu kita kelak. Aamiin ya rabb.
Berikut video penampilan Musa di ajang Hafizh Cilik Internasional 2014, dengan 5 soal tahfizh yang diujikan dewan hakim
kepadanya:
- QS. Al-Maidah [5]: 4-6
- QS. Hud [11]: 69-79
- QS. Al-Mu’minun [23]: 51-67
- QS. Az-Zumar [39]: 53-62
- QS. Al-Mursalat [77]: 1-19
Info selengkapnya: Musa Laode Abu Hanafi (6 tahun, Indonesia)
Ada beberapa poin tips dari Bapak Musa, bagaimana beliau mengasuh dan mendidik Musa dan adik-adiknya bersama sang istri:
1. Niat.
2. Bapak dan ibu terjaga dari maksiat.
3. Perbanyak doa, karena Al-Qur’an itu milik Allah.
4. Ketika Anda/istri mengandung, suami-istri perbanyak membaca Al-Quran/hafal Al-Qur’an.
5. Ketika anak sudah lahir jauhkan dari musik dan tayangan televisi yang mengganggu.
6. Umur 2 tahun ajarkan huruf hijaiyah dll.
7. Umur 3 tahun mulai hafal Al-Qur’an.
8. Punya amalan andalan, misal shalat tahajjud dan dhuha setiap hari.
9. Sebelum itu semua, tidak akan tercapai kalau tidak mencari pasangan dulu. Hehe
2. Bapak dan ibu terjaga dari maksiat.
3. Perbanyak doa, karena Al-Qur’an itu milik Allah.
4. Ketika Anda/istri mengandung, suami-istri perbanyak membaca Al-Quran/hafal Al-Qur’an.
5. Ketika anak sudah lahir jauhkan dari musik dan tayangan televisi yang mengganggu.
6. Umur 2 tahun ajarkan huruf hijaiyah dll.
7. Umur 3 tahun mulai hafal Al-Qur’an.
8. Punya amalan andalan, misal shalat tahajjud dan dhuha setiap hari.
9. Sebelum itu semua, tidak akan tercapai kalau tidak mencari pasangan dulu. Hehe
Untuk
memotivasi diri saya (kita) kembali untuk semakin mencintai Al-Qur’an,
ada baiknya membaca makna tafsir yang tersirat dari firman Allah dalam
surat Al-Qamar ayat 17:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ
“Dan
Sungguh, telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adalah
orang yang mau mengambil pelajaran?” (QS. Al-Qamar [54]: 17)
Yakni
untuk dibaca, dihafal, dipahami, dipelajari dan direnungi. Allah
Subhaanahu wa Ta’aala telah memudahkan lafazhnya untuk dibaca dan
dihafal, maknanya untuk dipahami dan diketahui. Hal itu, karena
Al-Qur’an adalah sebaik-baik perkataan, paling benar maknanya dan paling
jelas keterangannya. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Kalau
bukan karena Allah telah memudahkan Al-Qur’an pada lisan manusia, tentu
tidak satu pun makhluk yang dapat berbicara dengan firman Allah ‘Azza wa
Jalla.”
Oleh karena itu, siapa saja yang mendatanginya, maka
Allah Subhaanahu wa Ta’alaala akan memudahkan maksudnya itu
semudah-mudahnya.
Ad-Dzikr (pelajaran atau peringatan) di ayat ini
mencakup semua yang diingat dan dipelajari oleh orang-orang yang
berilmu seperti halal-haram, hukum-hukum perintah dan larangan,
hukum-hukum jaza’i (pembalasan), nasihat, pelajaran, aqidah yang
bermanfaat dan berita-berita yang benar. Sebagian kaum salaf berkata
tentang ayat ini, “Adakah orang yang ingin mengetahui ilmu lalu dibantu
untuk memperolehnya?” Oleh karena itulah Allah mengajak hamba-hamba-Nya
untuk mendatangi Al-Qur’an dan mempelajarinya dengan firman-Nya, “Maka
adakah orang yang mau mengambil pelajaran?”.
Terkait dengan orang yang membaca dan memahami Al-Qur’an, beberapa hadits menjelaskan:
“Dari
Aisyah Ra., ia berkata bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda, ‘Orang yang
membaca Al-Qur’an sedangkan ia mahir melakukannya, kelak mendapat
tempat di dalam surga bersama-sama dengan para rasul yang mulia lagi
baik. Sedangkan orang yang membaca Al-Qur’an, tetapi ia tidak mahir,
berat lidahnya (belum lancar), ia akan mendapat dua pahala.’ (HR.
Bukhari dan Muslim).
“Dari Abu Abu Said al-Khudri Ra. dari Nabi
Muhammad Saw. Beliau bersabda, ‘Allah berfirman, ‘Barangsiapa disibukkan
dengan mengkaji Al-Qur’an dan menyebut nama-Ku, sehingga tidak sempat
meminta kepada-Ku, maka Aku berikan kepadanya sebaik-baik pemberian yang
Aku berikan kepada orang-orang yang meminta.’ Dan, keutamaan kalam
Allah atas perkataan lainnya adalah seperti keutamaan Allah atas
makhluk-Nya.” (HR. Tirmidzi).
“Dari Ibnu Abbas Ra., katanya,
Rasulullah Saw. bersabda, ‘Sesungguhnya, orang yang tidak terdapat dalam
rongga badannya sesuatu dari Al-Qur’an adalah seperti rumah yang
roboh.” (HR. Tirmidzi).
“Dari Abdullah bin Amr bin Ash Ra.,
bahwasanya Nabi Saw. telah bersabda, ‘Dikatakan kepada pembaca
Al-Qur’an, ‘Bacalah dan naiklah serta bacalah dengan tartil seperti
engkau membacanya di dunia. Karena, kedudukanmu adalah pada akhir ayat
yang engkau baca.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i).
“Dari
Mu’adz bin Anas Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, ‘Barang siapa
membaca Al-Qur’an dan mengamalkan isinya, Allah memakaikan pada kedua
orangtuanya di hari kiamat suatu mahkota yang sinarnya lebih bagus dari
pada sinar matahari di rumah-rumah di dunia. Maka, bagaimana tanggapanmu
terhadap orang yang mengamalkan ini.” (HR. Abu Dawud).
Ada banyak
ayat suci Al-Qur’an atau hadits yang menyatakan keutamaan membaca
Al-Qur’an. Beberapa dalil tadi hanyalah sepercik kutipan yang menjadi
ibrah agar kecintaan untuk menghafal Al-Qur’an semakin kuat mengakar.
Semoga Allah selalu merahmati kita semua dengan Al-Qur’an, memberikan
keistiqamahan dan menutup catatan kehidupan kita dengan predikat husnul
khatimah, taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Aamiin ya rabbal’aalamiin.
(Irhamni Rofiun/sbb/dakwatuna)
0 Response to "MasyaAllah, Musa Meraih Nilai Mumtaz (Istimewa) dalam Lomba Hafizh Cilik Internasional di Jeddah, Saudi Arabia"
Post a Comment