2.1
Tinjauan Pengelolaan
2.1.1
Pengertian Pengelolaan
Menurut Djamarah (2006
:174) pengelolaan sama artinya dengan manajemen : “... istilah lain dari kata pengelolaan
adalah manajemen. Manajemen adalah kata aslinya dari bahasa Inggris, yaitu management yang berati ketatalaksanaan,
tata pimpinan, pengelolaan”.
Sedangkan Choirunnida (Djamarah,
2006 : 174) menjelaskan pengelolaan berasal dari kata kelola yang berarti : ‘Mengendalikan,
menyelenggarakan, mengurus, menjalankan yang mendapat imbuhan pe-an menjadi
pengelolaan yang artinya mengurus suatu perusahaan dan organisasi dan sebagainya’.
Adapun menurut Keating
(Cairunida, 2009 : 24), yang dimaksud dengan pengelolaan adalah :
Bekerja
dengan lewat orang-orang secara pribadi dan kelompok untuk mencapai tujuan
organisasional lembaga. Pengelolaan terutama harus ditujukan kepada pencapaian
tujuan kelompok/lembaga, dengan kata lain pengelolaan harus bisa bekerja dengan
orang-orang/kelompok supaya bisa tercapai suatu tujuannya.
Dari beberapa definisi
di atas dapat dikatakan bahwa pengelolaan/manajemen merupakan serangkaian
kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengembangkan segala
upaya dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana prasarana untuk
mencapai tujuan organisasi yang ditetapkan secara efektif dan efisien.
Menurut Handoko (Cairunida, 2009 : 24) pengertian
pengelolaan adalah : “Proses yang membantu merumuskan suatu kebijakan
dan tujuan organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada suatu yang
terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan”.
Adapun menurut Trisnawati dan Saefullah (Cairunida, 2009 : 25) mendefinisikan
pengelolaan sebagai berikut :
Seni
atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan.
Dalam penyelesaian akan sesuatu tersebut, terdapat tiga faktor yang terlibat :
a.
Adanya
penggunaan sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia maupun
faktor-faktor produksi lainnya;
b.
Proses yang
bertahap mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengimplementasian hingga pengendalian dan pengawasan;
c.
Adanya seni
dalam penyelesaian kinerja.
Dari uraian di atas
dapat dikatakan bahwa pengelolaan (manajemen) merupakan suatu cara atau proses
yang dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan
sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.1.2
Fungsi Dasar Pengelolaan
Terry (Torang, 2016 :
166) membagi empat fungsi dasar manajemen (pengelolaan), yaitu : ‘1)
Perencanaan (planning), 2) pengorganisasian
(organizing), 3) pengarahan (actuating), dan 4) pengawasan (controlling)’. Fungsi-fungsi dasar
manajemen tersebut bersifat universal, dimana saja dan dalam organisasi apa
saja. Oleh sebab itu, agar manajemen pada organisasi dengan mudah mencapai
tujuannya secara efektif, efisien dan rasional maka seorang pimpinan organisasi
harus mampu menjalalankan fungsi-fungsi dasar manajemen tersebut.
2.1.2.1
Perencanaan (Planning)
Terry (Torang, 2014 : 69) menegaskan bahwa : ‘Planning is the selecting and relating of
facts in the visualization and formulation of proposed activities believed
necessary to achieve desired result’. Pendapat Terry ini dapat diartikan
bahwasanya perencanaan adalah penetapan tindakan untuk mencapai suatu tujuan
yang efektif dan efisien. Dapat pula diartikan bahwa perencanaan adalah
persiapan, acuan, garis-garis besar pedoman kerja, persiapan tertentu untuk
sampai ke tujuan yang akan dicapai.
Selain itu, menurut Robbins (Torang, 2016 : 167), perencanaan adalah : ‘Proses pendefinisian sasaran organisasi, menetapkan strategi untuk
mencapai tujuan organisasi serta menyusun keseluruhan rencana kemudian
diintegrasikan dan dikoordinasikan dengan aktivitas organisasi’.
Menurut Torang (2016 : 168) ada enam pertanyaan yang mendasar yang harus diajukan dalam
mengefektifkan perencanaan. Keenam pertanyaan itu adalah :
a.
What action will be done? Pertanyaan ini
diindikasikan pada tipe-tipe aktivitas yang dilakukan.
b.
Why has the action to be done? Pertanyaan
ini diindikasikan pada aktivitas yang mendesak untuk dilakukan.
c.
Where will the action be done?
Pertanyaan ini diindikasikan pada tempat pelaksanaan aktivitas serta fasilitas
pendukung.
d.
When will the action be done? Pertanyaan
ini diindikasikan pada pertimbangan penetapan waktu (awal dan akhir)
pelaksanaan aktivitas.
e.
Who will do the action? Pertanyaan ini
diindikasikan pada manusia yang ditugaskan dan bertanggung jawab melaksanakan
aktivitas.
f.
How will the action be done? Pertanyaan
ini diindikasikan pada ragam cara menyelesaikan aktivitas. Pertanyaan ini
sebenarnya ditujukan untuk mengecek seluruh perencanaan untuk maksud
penyempurnaan dan petunjuk untuk mencapai tujuan.
Di
samping enam pertanyaan dasar yang harus dilakukan dalam mengefektifkan
perencanaan, ada juga delapan langkah dasar dalam membuat perencanaan.
Kedelapan langkah tersebut menurut Terry (Torang, 2016 : 169-170), antara lain :
a.
Clarity the problem (menjelaskan
masalah); langkah ini dimaksudkan agar masalah betul-betul dipahami, maka
masalah harus : 1) divisualisasi dengan jelas, 2) disederhanakan (diringkas),
3) diamati dengan cermat (siapa tahu masih membutuhkan perbaikan), dan 4)
membatasi masalah (apabila masalah dapat dibatasi, maka dikatakan bahwa sudah
50% masalah tersebut dapat dipecahkan atau diselesaikan). Jangan
memformulasikan perencanaan sebelum melakukan keempat tahapan di atas.
b.
Obtain complete information about the activities involved (memperoleh informasi yang lengkap tentang aktivitas/pekerjaan yang
akan dilakukan). Pengenalan dan pengetahuan kita terhadap aktivitas/pekerjaan
yang akan dilakukan sangat esensi dalam menetapkan perencanaan. Begitupun
terhadap efek atau dampak yang dapat ditimbulkan dari aktivitas/pekerjaan, baik
efek ke dalam (internal) maupun efek ke luar (eksternal). Ada beberpa hal yang
juga penting harus diingat adalah bahwa pengetahuan dan pengalaman (hasil
pengamatan, rekaman data/peristiwa, dan eksperimen) menentukan efektivitasnya
perencanaan.
c.
Analyze and classify the information (menganalisa
dan mengklarifikasikan informasi). Setiap informasi sebaiknya diteliti
kebenarannya secara terpisah, maupun hubungannya terhadap masing-masing
informasi.
d.
Establish planning premises (tetapkan
perencanaan pendahuluan sebagai langkah awal). Perencanaan awal (premises) akan menggambarkan latar
belakang yang diasumsikan untuk dilaksanakan dan sekaligus merupakan salah satu
cara untuk memvalidasi perencanaan.
e.
Determine alternate plans (tentukan
alternatif rencana). Seperti biasanya, para perencana membuat beberapa
alternatif rencana dan berbagai macam kemungkinan yang dapat terjadi dalam
menyelesaikan pekerjaan yang harus dilakukan. Kecakapan dan kreatifitas
dibutuhkan dalam membuat kemungkinan-kemungkinan perencanaan (possible plan).
f.
Choose proposed plan (memilih
perencanaan yang diusulkan). Pimpinan harus mengambil keputusan terhadap
rencana yang akan dipilih untuk diadopsi. Pimpinan juga harus memperhatikan
pertimbangan yang akurat, kemampuan adaptasi, dan faktor biaya. Pimpinan
sebaiknya melibatkan staf dalam pengambilan keputusan tersebut.
g.
Arrange detailed sequence and timing of proposed plan (membuat schedule).
Membuat gambaran yang lengkap tentang dimana kegiatan yang telah direncanakan
sebaiknya dilaksanakan, siapa yang melaksanakan serta kapan waktu yang tepat
kegiatan dilaksanakan.
h.
Provide progress check-up to proposed plan (lakukan pengecekan). Kesuksesan sebuah perencanaan diukur melalui
hasil yang diperoleh. Oleh sebab itu, hasil yang harus dicapai (result) merupakan satu bagian yang harus
ada dalam sebuah perencanaan.
Perencanaan merupakan kegiatan yang akan dilakukan
di masa depan dalam waktu tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Sebuah
perencanaan yang baik adalah yang rasional, dapat dilaksanakan dan menjadi
panduan langkah selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan tersebut sudah
mencapai permulaan pekerjaan yang baik dari proses pencapaian tujuan
organisasi. Berdasarkan uraian di atas, perencanaan pada hakekatnya merupakan
proses pemikiran yang sistematis, analisis dan rasional untuk menentukan apa
yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa pelaksananya dan kapan
kegiatan tersebut harus dilakukan.
2.1.2.2
Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah suatu proses mendistribusikan pekerjaan dan
tugas-tugas serta mengkoordinasikannya untuk mencapai tujuan organsasi.
Definisi pengorganisasian menurut Terry (Torang, 2016 : 170) adalah :
Organizing is the arrangement of functions deemed necessary for
attainment of the objective and is an indication of the authority and the
responsibility assigned to individuals charged with the execution of the
respective functions.
Sedangkan
Manullang (Torang,
2016 : 171) berpendapat bahwa :
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas yang akan dilakukan
atau pendistribusian tugas dan fungsi kepada setiap individu yang ada dalam
organisasi. Di samping itu, pengorganisasian juga dimaksudkan untuk menentukan
dan menetapkan kedudukan serta sifat hubungan antar masing-masing unit.
Dale (Torang, 2016 : 170-171),
menguraikan lima tindakan yang harus dilakukan dalam proses pengorganisasian,
yaitu :
1) Menyusun pekerjaan atau tugas-tugas yang harus
dilakukan;
2) Membagi kerja;
3)
Pengelompokan pekerjaan atau tugas (untuk organisasi
yang sudah besar atau kompleks);
4) Menetapkan mekanisme
kerja (pengkoordinasian pekerjaan ke dalam satu kesatuan yang harmonis), dan
5) Memonitor dan mengambil langkah-langkah penyesuaian dengan maksud
mempertahankan dan meningkatkan efektivitas.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pengorganisasian adalah seluruh aktivitas manajemen yang
diimplementasikan dalam bentuk pembagian tugas, fungsi, wewenang dan tanggung
jawab setiap orang dalam organisasi. Hal ini dimaksudkan agar dapat mewujudkan
aktivitas untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif, efisien dan rasional.
Oleh sebab itu dalam implementasi pengorganisasian, seorang pimpinan harus dapat menentukan apa
pekerjaan (jenis/sifat pekerjaan), siapa yang akan melakukan apa, unit-unit
kerjanya, bagaimana pekerjaan dilakukan, kapan dan dimana pekerjaan diakukan,
fasilitas serta biaya kegiatan.
2.1.2.3
Penggerakkan (Actuating)
/ Pengarahan (Directing)
Menurut Terry (Torang,
2014 : 70), definisi actuating adalah
: ‘Actuating
is getting all members of the group to want to achieve the objective willingly
and in keeping with the managerial planning and organizing efforts’.
Istilah actuating
(penggerakkan) ini disebut pula dengan istilah directing (pengarahan). Definisi pengarahan (directing) menurut Sutarno (2004 : 110) adalah :
Keinginan
untuk membuat orang lain mengikuti keinginannya dengan menggunakan kekuatan
pribadi atau kekuasaan jabatan secara efektif dan pada tempatnya demi
kepentingan jangka panjang perusahaan. Termasuk didalamnya memberitahukan orang
lain apa yang harus dilakukan dengan nada yang bervariasi mulai dari nada tegas
sampai meminta atau bahkan mengancam.
Di sisi lain menurut Terry (Torang, 2016 : 173)
ada empat dimensi yang menentukan keberhasilan actuating, yaitu : ‘Kepemimpinan (leadership), pengawasan (supervision),
komunikasi (communication), dan
perintah (orders)’. Tujuannya adalah
agar tugas-tugas dapat terselesaikan dengan baik. Pengarahan berarti para
manajer mengarahkan, memimpin dan mempengaruhi bawahan. Manajer tidak melakukan
semua kegiatan sendiri, tetapi menyelesaikan tugas-tugas esensial melalui orang
lain. Mereka juga tidak sekedar memberikan perintah, tetapi menciptakan iklim
yang dapat membantu para bawahan melakukan pekerjaan secara baik.
Fungsi pengarahan adalah suatu fungsi kepemimpinan
manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja secara maksimal
serta menciptakan lingkungan kerja yang sehat, dinamis dan lain sebagainya.
2.1.2.4
Pengawasan (Controlling)
Siagian (Torang, 2016 : 176) mengemukakan bahwa :
Pengawasan
adalah proses pengamatan terhadap seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin
agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang
telah ditentukan sebelumnya. Oleh sebab itu, efektivitas suatu organisasi
ditentukan oleh sejauh mana controlling itu
dilaksanakan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengawasan
adalah kegiatan membandingkan atau mengukur yang sedang atau sudah dilaksanakan
dengan kriteria, norma-norma standar atau rencana-rencana yang sudah ditetapkan
sebelumnya
Pengawasan atau kontrol yang merupakan bagian
terakhir dari fungsi manajemen menurut Sutarno (2004 : 111) dilaksanakan untuk
mengetahui :
a.
Apakah semua
kegiatan telah dapat berjalan sesuai dengan rencana sebelumnya;
b.
Apakah di
dalam pelaksanaan terjadi hambatan, kerugian, penyalahgunaan kekuasaan dan
wewenang, penyimpangan dan pemborosan;
c.
Untuk
mencegah terjadinya kegagalan, kerugian, penyalahgunaan kekuasaan dan wewenang,
penyimpangan dan pemborosan;
d.
Untuk
meningkatkan efisien dan efektifitas organisasi.
Tujuan penilaian dan
koreksi dalam aktivitas controlling ini
dimaksudkan agar proses pekerjaan yang ditemukan menyimpang dapat segera
diperbaiki. Pimpinan harus melakukan pemeriksaan atau mencocokkan rencana kerja
dengan pekerjaan yang sedang atau sudah dilaksanakan. Hal ini dimaksudkan agar
pekerjaan yang sedang atau sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja yang
telah ditetapkan.
Dengan demikian,
perencanaan merupakan proses awal dari suatu kegiatan pengelolaan yang
keberadaannya sangat diperlukan dalam memberikan arah atau patokan dalam suatu
kegiatan, kemudian pengorganisasian berkaitan dengan penyatuan seluruh sumber
daya yang ada untuk bersinergi dalam mempersiapkan pelaksanaan kegiatan. Tahap
berikutnya pengarahan dan pelaksanaan kegiatan yang selalu berpedoman pada
perencanaan yang telah ditetapkan. Tahap terakhir berupa pengawasan dengan
mengukur atau membandingkan kinerja dengan standar kinerja serta mengoreksi
berbagai bentuk penyimpangan sebagai langkah perbaikan.
DAFTAR
PUSTAKA (PILIH YANG SESUAI)
BUKU
/ LITERATUR
Anom Surya
Putra. 2015. Badan Usaha Milik Desa :
Spirit Usaha Kolektif Desa. Jakarta : Kementrian Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia
Departemen
Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa
Indonesia Pusat Bahasa Edisi Keempat.
Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Hadari Nawawi.
2003. Manajemen Strategik Organisasi Non
Profit Bidang Pemerintahan. Yoyakarta : Gajah Mada University Press.
Joko Purnomo dan
Tim Infest. 2016. Pendirian dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa). Yogyakarta : Infest
Yogyakarta.
Moleong, Lexy J.
2007. Metode Penelitian Kualitatif Edisi
Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Muh Nurdin.
2007. Kompeten Ekonomi. Makasar :
Mitra Media.
Pusat Kajian
Dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP) Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya.
2007. Buku Panduan Pendirian dan
Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pimpinan Pusat Relawan
Pemberdayaan Desa Nusantara (PP-RPDN).
Robbins, Stephen
P dan Mary Coulter. 2010. Manajemen Edisi
Kesepuluh Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung : Alfabeta.
Sukasmanto.
2014. Rancang Bangun Bisnis dan
Pengelolaan BUM Desa. Yogyakarta : Forum Pengembangan Pembaharuan Desa
(FPPD).
Sumarsan,
Thomas. 2013. Sistem Pengendalian
Manajemen : Konsep, Aplikasi, dan Pengukuran Kinerja Edisi 2. Jakarta : PT.
Indeks.
Surakhmad
Winaryo. 2001. Pengantar Penelitian
Ilmiah. Bandung : Tarsito
Sutarno NS.
2004. Manajemen Perpustakaan. Jakarta
: Samitra Media Utama
Syaiful Bahri
Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta
Torang, Syamsir.
2014. Filsafat Ilmu : Organisasi &
Manajemen. Bandung : Alfabeta.
. 2016. Organisasi & Manajemen (Perilaku,
Struktur, Budaya & Perubahan Organisasi). Bandung : Alfabeta.
Widjaja,
H.A.W. 2010. Otonomi Desa : Merupakan
Otonomi Yang Asli, Bulat dan Utuh. Jakarta : Raja Grafindo.
daftar pustakanya ga lengkap :(
ReplyDeletepadahal butuh banget referensi dan sumber teorinya, jadi bingung mau nyarinya gimana
itu sudah disertakan kak. tinggal pilih yang sesuai dengan teori saja.
Deletemisal Menurut Torang (2016 : 168), berarti itu sumber referensinya yang ini -> Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Berarti fungsi perencanaan menurut torang 2016 semuanya itu referensinya dar moelong, Lexy J.2007 ya kak
ReplyDelete