(Purnomo, Setiawan Hari dan Zulkiflimansyah,1999, Manajemen
Strategi : Sebuah Konsep
Pengantar, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.)
Manajemen
strategis merupakan proses atau rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang
bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai penetapan cara melaksanakannya, yang
dibuat oleh pimpinan dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran di dalam suatu
organisasi, untuk mencapai tujuan.
Menurut Pearch
dan Robinson (1997) dikatakan bahwa manajemen strategik adalah kumpulan
dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan
(implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran
organisasi. Sedangkan pengertian manajemen strategis menurut Nawawi (2007)
adalah perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang
berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan
sebagai keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil),
agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam
usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada
optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran
(tujuan operasional) organisasi. Manajemen strategis menurut Nawawi adalah
perencanaan berskala besar (disebut perencanaan strategi) yang berorientasi
pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut visi), dan ditetapkan sebagai
keputusan pimpinan tertinggi (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil),
agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut misi), dalam
usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operaional untuk menghasilkan barang
dan/atau jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada
optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategis) dan berbagai sasaran
(tujuan operasional) organsasi.
Manajemen
strategis menurut David (2002:5) adalah Seni dan pengetahuan untuk merumsukan,
mengimplementasikan and mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat
organisasi mampu mencapai obyektifnya.
Manajemen
strategis menurut Hunger dan Wheelen (2003:4) adalah Serangkaian keputusan dan
tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang.
Dengan
demikian dari definisi di atas dapat diketahui fokus manajemen strategis
terletak dalam memadukan manajemen, pemasaran, keuangan/akunting,
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta system informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasi. Manajemen strategis di katakan efektif
apabila memberi tahu seluruh karyawan mengenai sasaran bisnis, arah bisnis,
kemajuan kearah pencapaian sasaran dan pelanggan, pesaing dan rencana produk
kami. Komunikasi merupakan kunci keberhasilan manajemen strategis.
Dari
pengertian-pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan bahwa manajemen
stratejik merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai
komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara
serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula. Komponen pertama adalah
perencanaan strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri dari visi, misi, tujuan
dan strategi utama organisasi. Sedangkan komponen kedua adalah perencanaan
operasional dengan unsure-unsurnya sasaran dan tujuan operasional, pelaksanaan
fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan
fungsi penganggaran, kebijaksanaan situsional, jaringan kerja internal dan
eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan balik.
Keputusan
strategis berhubungan dengan masa yang akan datang dalam jangka panjang untuk
organisasi secara keseluruhan dan mempunyai tiga karakteristik Hunger dan
Wheelen (2003 :3) yaitu :
- Rare adalah keputusan-keputusan strategis yang tidak biasa dan khusus, yang tidak dapat ditiiru.
- Consequential adalah keputusan-keputusan strategis yang memasukkan sumber daya penting dan menuntut banak komitmen.
- Directive adalah keputusan-keputusan strategis yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan tindakan-tindakan di masa ang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.
Dari
pengertian-pengertian yang cukup luas tersebut menunjukkan bahwa manajemen
strategis merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai
komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara
serentak (bersama-sama) kearah yang sama pula.
Disamping itu pengertian manajemen strategik yang telah sebutkan terakhir dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
Disamping itu pengertian manajemen strategik yang telah sebutkan terakhir dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu :
- Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen dilingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk rencana strategis (Renstra) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional, yang kemudian dijabarkan pula dalam bentuk program kerja dan proyek tahunan.
- Renstra berorientasi pada jangkauan masa depan.
- Visi, misi, pemilihan strategi yang menghasilkan strategi induk, dan tujuan strategi organisasi untuk jangka panjang merupakan acuan dalam merumuskan rencana strategi, namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan manajemen puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat didalamnya.
- Renstra dijabarkan menjadi rencana operasional yang antara lain berisi program-program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing-masing juga sebagai keputusan manajemen puncak.
- Penetapan renstra dan rencana operasi harus melibatkan manajemen puncak karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk panjangnya.
- Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyek-proyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsi-fungsi manajemen lainnya yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan, penganggaran dan kontrol.
Pengertian yang cukup luas manajemen strategi
menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan
memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan
bergerak secara serentak kearah yang sama pula. Komponen pertama adalah Perencanaan Strategi dengan unsur-unsurnya yang
terdiri dari Visi, Misi, Tujuan strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah
Pelaksanaan Operasional dengan unsur- unsurnya adalah sasaran atau Tujuan
Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa situasional,
jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi serta umpan
balik.
Model proses manajemen strategi meliputi tiga tahap:
1.
Tahap formulasi
strategi, yaitu pembuatan pernyataan visi, misi, dan tujuan
2.
Tahap implementasi strategi, yaitu
proses penterjemahan strategi ke dalam tindakan-tindakan
3.
Tahap evaluasi
strategi , yaitu proses evaluasi apakah implementasi strategi dapat mencapai
tujuan
B. VISI,
MISI,DAN TUJUAN
Setiap organisasi mempunyai tujuan dan alasan yang
unik untuk keberadaannya. Keunikan ini harus dicerminkan dalam visi dan misi.
Pernyataan visi yang baik mengungkapkan pelanggan, produk atau jassa,
teknologi, pasar, pemikiran untuk bertahan hidup (pertumbuhan dan keuntungan),
pemikiran untuk karyawan, pemikiran untuk citra publik/masyarakat, dan
perusahaan. Terdapat delapan karakteristik dasar yang berfungsi sebagai
kerangka kerja praktis untuk mengevaluasi dan menuliskan pernyataan misi.
Ada 4 Proses perumusan Visi yaitu :
1.
Tentukan rentang waktu dan lingkup
analisis secara tepat
2.
Identifikasi
trend sosial, ekonomi, politik, dan teknologi yang akan mempengaruhi masa depan
3.
Identifikasi kondisi persaingan
4.
Evaluasi sumber daya dan kapabilitas
internal.
Adapun MISI yang ingin dicapai oleh suatu Perusahaan /
Organisasi yakni ;
1.
Publikatau pengguna jasa yang hendak
dilayani
2.
Jasa utama yang ditawarkan
3.
Wilayah geografis yang dilayani
4.
Komitmen organisasi terhadap pilihan
teknologi
5.
Komitmen organisasi terhadap
alternative tujuan
6.
Elemen kunci dalam filosofi
organisasi
7.
Konsep kedirian dan citra organisasi
C. ANALISIS
LINGKUNGAN MAKRO
Analisis lingkungan eksternal merupakan aktivitas
memonitor dan mengevaluasi lingkungan eksternal dan internal organisasi kepada
orang-orang penting yang ada dalam perusahaan. Lingkungan eksternal dibedakan
atas lingkungan makro dan lingkungan industri. Untuk lingkungan tersebut
menggunakan metode SWOT (Strength and weaknesses lingkungan internal,
Opportunities and Threats untuk analisa lingkungan eksternal).
Lingkungan makro merupakan lingkungan yang secara
tidak langsung mempengaruhi keputusan-keputusan strategi perusahaan dalam
jangka panjang. Secara umum lingkungan makro dikategorikan menjadi empat, yaitu
:
1.
Ekonomi
2.
Politik dan budaya
3.
Teknologi
4.
Sosial Budaya
D. ANALISIS
LINGKUNGAN INTERNAL
Dalam proses perumusan strategi sebuah perusahaan
perlu melakukan identifikasi dan evaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan.
Hasil dari identifikasi dan evaluasi tersebut diharapkan perusahaan dapat
mengetahui profil keunggulan strategi perusahaan yang dimiliki. Sehingga dengan
demikian perusahaan dapat mengantisipasi peluang bisnis dan menyikapi ancaman
bisnis yang ada dengan cepat.
E. ANALISIS SWOT
Analisis SWOT merupakan alat yang membantu manajer
menentukan dan mengembangkan strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan.
Namun yang perlu diperhatikan bahwa tujuan dalam menentukan strategi yang
digunakan dari hasil SWOT adalah pada dasarnya menghasilkan strategi
alternative yang layak, bukan untuk menetapkan strategi yang terbaik. Sehingga
seorang manajer dapat menilai bahwa tidak semua strategi dalam SWOT dipilih
untuk dikembangkan antara lain :
1. Strategi
Integrasi Vertikal
Strategi integrasi vertical merupakan strategi yang
menghendaki perusahaan melakukan penguasaan yang lebih atas distributor, pemasok
dan atau para pesaing baik melalui merjer, aukuisisi, atau membuat perusahaan
sendiri. Strategi intergrasi dibedakan menjadi tiga, yiatu :
1.
Integrasi ke depan merupakan
strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali atas
distributor atau pengecer.
2.
Integrasi kebelakang merupakan
strategi untuk mencari kepemilikan atau meningkatkan kendali atas perusahaan
pemasok
3.
Integrasi horizontal merupakan
strategi untuk mengendalikan para pesaing Perusahaan tertarik melakukan
integrasi vertical didasarkan atas alasan :
a.
Dapat menciptakan kenyamanan bagi
pendatang baru.
b.
Memberikan fasilitas investasi
c.
Menjaga kualitas produk
d.
Memperbaiki penjadualan
Meskipun mempunyai manfaat, strategi integrasi
vertical juga memiliki kelemahan, yaitu ;
a.
Kelemahan dalam hal biaya
b.
Teknologi
c.
Adanya permintaan berfuluktuasi
2. Strategi
Diversifikasi
Strategi diversifikasi merupakan pendekatan utama
strategi pada level koroporasi. Tingkat (level) strategi diversifikasi
dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu :
1.
Tingkat diversifikasi rendah
2.
Tingkat diversifikasi menengah
3.
Tingkat diversifikasi tinggi.
Selain itu juga dikenal dengan istilah diversifikasi
related (diversfikasi konsentris) dan diversifikasi unrelated (diversifikasi
konglomerat dan diversifikasi horizontal). Perusahaan mengimplementasikan
strategi diversifikasi, dilandasi alasan dan motif untuk mempertahankan
keunggulan strategis, insentif dan sumber daya, serta motif manajerial.
Disamping itu juga didorong oleh lingkungan internal (kinerja yang rendah,
ketidakpastian aliran kas mendatang, dan semua pengurangan resiko) dan
lingkungan eksternal (peraturan pemerintah,ketentuan pajak, atau aturan-aturan
yang baru).
4. Strategi
level bisnis
Untuk dapat mencapai keunggulan
bersaing, perusahaan harus melakukan evaluasi lingkungan ekternal, guna
mengidentifikasikan peluang, ancaman, dan kemampuan sumber daya internal untuk
menentukan kompetensi inti dan strategi yang akan diimplementasikannya, yang
disebut dengan strategi level bisnis. Tipe strategi pada level bisnis ini
disebut dengan strategi generik, yang terdiri dari:
- Cost Leadership (keunggulan biaya)
- Differentiation (diferensiasi/perbedaan)
- Focussed Low Cost (fokus pada biaya rendah)
- Focused Differentiation (focus pada diferensiasi) strategi level fungsional.
Penjabaran strategi pada level fungsional memegang
peranan yang sangat menentukan atas berhasil tidaknya sasaran strategi bisnis
yang telah ditetapkan, oleh karenanya diperlukan suatu penjabaran aktivitas
yang sedetail mungkin atas strategi bisnis yang telah dicanangkan. Penjabaran
tersebut selaian memudahkan kontrol dari manajer juga memudahkan bagian
pelaksana untuk mengimplementasikan. Pada tingkat strategi fungsional yang
cukup strategis adalah Fungsi produksi dan operasi yang meliputi,
- Fasiltas dan peralatan
- Sumber bahan baku
- Perencanaan dan pengendalian produksi
Fungsi pemasaran yang meliputi,
- Produk
- Harga
- Distribusi
- Promosi
fungsi keuangan yang meliputi
- Kebutuhan modal
- Alokasi modal
- Manajemen dividen dan modal
Fungsi sumber daya manusia yang meliputi
- Proses rekrutrmen dan orientasi
- Pengembangan karir dan pelatihan
- Kompensasi evaluasi, disiplin dan pengendalian
Manajemen strategi mempunyai beberapa dimensi atau
bersifat multidimensional. Dimensi dimaksud adalah :
1. Dimensi
waktu dan orientasi masa depan
Manajemen strategi dalam
mempertahankan dan mengembangkan eksistensi suatu organisasi berpandangan jauh
ke masa depan, dan berperilaku proaktif dan antisipatif terhadap kondisi masa
depan yang diprediksi akan dihadapi. Antisipasi masa depan tersebut dirumuskan
dan ditetapkan sebagai visi organisasi yang akan diwujudkan 10 tahun atau lebih
massa depan.
Visi dapat diartikan sebagai ‘kondisi ideal yang ingin
dicapai dalam eksistensi organisasi dimasa depan”. Sehubungan dengan hal diatas
Lonnie Helgerson yang dikutip Salusu menyatakan bahwa “ Visi adalah gambaran
kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum tampak sekarang tetapi
merupakan konsepsi yang dibuat dibaca oleh setiap orang (anggota organisasi).
Visi memiliki kekuatan yang mampu mengundang, memanggil, dan menyerukan pada
setiap orang. untuk memasuki masa depan. Visi organisasi harus dirumuskan oleh
manajemen puncak (pucuk pimpinan) organisasi”.
2. Dimensi
Internal dan Eksternal
Dimensi internal adalah kondisi
organisasi non profit pada saat sekarang, berupa kekuatan, kelemahan, peluang
dan hambatan yang harus diketahui secara tepat untuk merumuskan renstra yang
berjangka panjang. Analisis terhadap lingkungan eksternal terdiri dari
lingkungan operasional, lingkungan nasional dan lingkungan global (internal),
yang mencakup berbagai aspek atau kondisi, seperti kondisi sosial
politik,sosial ekonomi, social budaya, kependudukan, kemajuan dan perkembangan
ilmu dan teknologi, adat istiadat, agama dan lain-lain.
3. Dimensi
Pendayagunaan Sumber-Sumber
Sumber daya terdiri dari sumber daya
material khususnya berupa sarana dan prasarana, sumber daya finansial dalam
bentuk alokasi dana untuk setiap program dan proyek, sumber daya manusia,
sumber daya teknologi dan sumber daya informasi.
4. Dimensi
Keikutsertaan Manajemen Puncak
Manajemen strategi yang dimulai
dengan menyusun rencana strategi merupakan pengendalian masa depan organisasi,
agar eksistensi sesuai dengan visinya dapat diwujudkan, baik pada organisasi
yang bersifat privat maupun publik. Rencana strategi harus mampu mengakomodasi
seluruh aspek kehidupan organisasi yang berpengaruh pada eksistensinya dimasa
depan merupakan wewenang dan tanggungjawab manajemen puncak, karena seluruh
kegiatan merealisasikannya merupakan tanggungjawabnya sebagai pimpinan
tertinggi, meskipun kegiatannya dilimpahkan pada organisasi atau satuan unit
kerja yang relevan.
5. Dimensi
Multi Bidang
Setiap organisasi / perusahaan untuk mengeksploitasi
peluang bisnis yang muncul guna mencapai tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan sesuai dengan misi yang telah ditentukan. Ini berarti organisasi
(bisnis maupun publik) berusaha untuk mengurangi kelemahannya, dan berusaha
melakukan adaptasi dengan lingkungannya. Kemudian pengertian ini menunjuk pula
untuk mengurangi efek negative yang ditimbulkan oleh ancaman-ancaman. Kemudian
komponen pokok manajemen strategi adalah :
- Analisis lingkungan
- Analisis profil
- Strategi untuk mencapai tujuan organisasi (bisnis maupun publik) dengan memperhatikan
- Misi
Dengan demikian analisis lingkungan sangat penting
dalam proses manajemen strategi, karena manajemen startegi bukan untuk melihat
peluang-peluang (reaktif terhadap perubahan) tetapi penyusun manajemen strategi
haruslah dilihat sebagai usaha untuk mengetahui sedini mungkin kekuatan dan
kelemahan organisasi (bisnis/publik) agar organisasi mampu bertahan (survive)
menghadapi perubahan lingkungan secara terus menerus.
Dengan demikian, analisis lingkungan bisnis hanya
berusaha mengumpulkan dan menganalisis sejumlah variabel secara terbata
(finite). Analisis lingkungan bisnis hendaknya tidak sampai terjerumus untuk
berusaha menganalisis sebanyak mungkin variabel (infinite) lingkungan perlu
dianalisis karena:
1)
Agar pembuat strategi dapat
mengantisipasi setiap kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan
tujuan perusahaan/organisasi.
2)
Untuk dapat mengefektifkan proses
manajemen strategi, karena dengan melakukan analisis lingkungan hasil yang akan
diperoleh lebih efektif.
3)
Untuk membantu manajer dalam
meramalkan dampak lingkungan terhadap perkembangan perusahaan. Terkumpulnya
berbagai organisasi dari lingkungan memudahkan untuk membuat perencanaan jangka
panjang Analisis lingkungan dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu :
a.
Menganalis hubungan antara strategi
perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan yang dipakai sebagai landasan
untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang
potensial yang akan datang.
b.
Menganalisis kecenderungan faktor
dan masalah utama yang potensial yang akan datang.
Pada dasarnya struktur lingkungan dapat dibagi atau
dibedakan menjadi dua elemen utama, yaitu :
Ø
Lingkungan eksternal (Makro)
Ø
. Lingkungan internal (Mikro)
F. PERENCANAAN STRATEGIS
Kegiatan pokok perencanaan strategis terdiri dari 4
(empat) elemen pokok:
1. Environmental
scanning (Adaptasi terhadap lingkungan )
2. Strategi
formulation (Formulasi Strategi)
3. Strategi
implementation (pelaksanaan Strategi)
4. Evaluation
dan control (Telaah dan Pengawasan)
Pilar strategi dalam organisasi Pemda (Moore, 1995:71)
a.
Secara mendasar bernilai
(substantively valuable); Pemda harus menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi
lembaga pengawas, pengguna jasa (klien), dan masyarakat dengan biaya murah
b.
Absah dan secara politis dapat
diterima (legitimate and politically sustainable); Pemda harus bisa mendapatkan
mandat maupun dana serta bertanggungjawab terhadap institusi politik yang ada
c.
Secara operasional dan
administrative dapat dilaksanakan (operationally and administratively
feasibel); kewenangan dan kegiatan yang direncanakan dapat dilaksanakan dalam
organisasi yang ada atau dengan bantuan pihak-pihak lain yang membantu
organisasi Pemda.
G. IMPLEMENTASI STRATEGI
Program; aktivitas atau langkah-langkah yang disusun
secara sistematis sebagai penjabaran dari strategi. Anggaran; gambaran rinci
tentang sumber dana yang dibutuhkan dan bagaimana penggunaannya.
Prosedur; sering disebut SOP, sistem dari langkah atau
teknik yang berurutan tentang bagaimana suatu pekerjaan atau tugas dikerjakan
Standar Kinerja; ukuran target bersifat kuantitatif
maupun kualitatif dari program yang dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan
atau pencapaiannya. Hubungan antar tingkat akhir (tujuan & sasaran) dengan
alat pencapaiannya (strategi dan taktik) tidaklah mudah. Keberadaan manajemen
strategi tidak untuk mendikte tujuan, sebaliknya tujuan dan sasaran harus
dipengaruhi oleh peluang yang tersedia, ada beberapa yang perlu diperhatikan
dalam usaha pencapaian tujuan dalam perencanaan manajemen strategi antara lain
:
1. Efektif dan
efesiensi
Manajemen strategi disebut efektif
jika hasil yang dicapai seperti yang di inginkan. Karena kebanyakan situasi
yang memerlukan analisa strategi tidak statis melainkan interaktif dan dinamis,
maka hubungan antara penyebab dan hasilnya tidak tetap atau pasti. Sebaliknya
taktik adalah tindakan nyata yang diambil oleh pelaku dan sepenuhnya berada
dibawah pengawasan pelaku. Kebalikan dari strategi, taktik adalah internal dan
kriteria yang digunakan bukanlah keefektifan melainkan efesiensi.
2. Keputusan
dan Emplementasi
Keputusan manajemen strategi tidak berarti apa-apa
tanpa implementasi. Strategi tergantung pada kemungkinan dan taktik yang
potensial. Keputusan strategi harus dapat mencapai tujuannya. Aturan dalam
manajemen strategi persaingan :
À Proses berfikir
yang mendahului tindakan
À Pengetahuan
mengenai jumlah merupkan kunci penting
À Menejemen
strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan mendominasi yang lambat.
À Kemenangan
harus menunjukkan nilai dari tujuan
À Menyerang hanya
terhadap yang dapat diserang
À Bertahan
adalah bentuk terkuat dari persaingan
À Superioritas
dalam faktor persaingan yang mendasar adalah segalanya
À Tidak
terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya
À Menajemen
strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang unik
3. Pertumbuhan
dan Struktur Organisasi
Tahap implementasi strategi memerlukan pertimbangan
dalam penyusunan struktur organisasi, karena keselarasan struktur dengan
strategi merupakan satu hal yang penting untuk tercapainya implementasi
strategi. Pertumbuhan organisasi terjadi kala skala organisasi berkembang.
Pertumbuhan yang terjadi bisa vertical dan bisa juga horizontal. Pertumbuhan
organisasi menghasilkan berbagai bentuk struktur organisasi seperti stuktur fungsional,
divisional geografis, organisasi unit bisnis, organisasi matrik dan struktur
organisasi horizontal. Masing-masing struktur tersebut mempunyai kelebihan dan
kelemahan masing-masing.
4. Kepemimpinan
dan Budaya Organisasi
Budaya
organisasi sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh
individu-individu yang bekerja dalam suatu organisasi, yang diterima sebagai
nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada setiap anggota baru.
Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota selama
mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai
ciri khas yang membedakan sebuah organisasi lainnya.
H. STRATEGI
PRODUK
Penetapan Harga Produk: Tujuan dan
Kebijakan Penetapan Harga
Meskipun peranan faktor-faktor non-harga
semakin meningkat dalam proses pemasaran modern, harga tetap merupakan elemen
penting an tahap penting dalam pemasaran yang diwarnai dengan persaingan
monopoli atau olgopoli.
Dalam menetapkan harga pada sebuah produk,
perusahaan mengikuti prosedur enam langkah, Yaitu:
- Perusahaan dengan hati-hati menyususn tujuan-tujuan pemasarannya, misalnya mempertahankan hidup, meningkatkan laba saat itu, ingin memenangkan bagian pasar, atau kualitas produk.
- Perusahaan menentukan kurva permintaan yang memperlihatkan kemungkinan jumlah produk yang akan terjual per periode, padaa tingkat-tingkat harga alternatif. Permintaan yang semakin tidak-elastis, semakin tinggi pula harga yang bisa dipasang oleh perusahaan.
- Perusahaan memperkirakan bagai mana biaya akan bervariasi pada tingkat produksi yang berbeda-beda.
- Perusahaan mengamati harga-harga para pesaing sebagai dasar untuk meneapkan harga mereka sendiri.
- perusahaan memilih salahsatu dari metoda penetapan harga berikut ini: penetapan harga biaya-plus, analis pulang-pokok dan penetapan laba sasaran, penetapan harga nilai yang diperoleh, penetapan harga yang sesuai dengan laju perkembangan dan penetapan harga dalam sampul tertutup.
- Perusahaan memiliki harga final, menyatakannya dalam cara psikologis yang paling efektif dan mengeceknya untuk menyakinkan bahwa harga tersebut sesuai dengan kebijakan penetapan harga perudahaan serta sesuai pula dengan para penyalur, grosir, wiraniaga perusahaan, pesaing, pemasok dan pemerintah.
Penetapan Harga Produk: Strategi Penetapan Harga
Perusahaan menerapkan bermacam-macam strategi
penetapan harga atas harga dasar:
- penetapan harga geografis, dimana perusahaan tersebut memutuskan bagai mana memasang harga bagi pembeli yang jauh, dengan memilih salah satu dari berbagai alternatif seperti penetapan harga FOB, penetapan harga pengiriman seragam, penetapan harga wilayah, penetapan harga titik-pangkalan, dan penetapan harga absorsi angkutan
- Penetapan harga potongan dan hadiah, dimana perusahaan tersebut memberi potongan tunai, potongan jumlah, potongan fungsional, potongan musiman, dan hadiah.
- Penetapan harga promosi, dimana perusahaan tersebut memutuskan untuk memasang hrga barang yang dirugikan, penetapan harga kesempatan-khusus dan potongan tunai.
- Penetapan harga diskriminasi dimana perusahaan memasang harga yang berlainan berdasarkan pertimbangan pembeli, bentuk produk, tempat, dan waktu yang berbeda-beda.
- Penetapan harga produk baru, dimana perusahaan tersebut memutuskan antara memperkenalkan sebuah inovasi produk yang dilindungi hak paten dengan harga lintas pasar dan harga tembus pasar. Perusahaan itu menentukan salahsatu dari sembilan strategi harga/kualitas untuk memperkenalkan sebuah produk tiruan.
- Penetapan harga bauran produk, di mana perusahaan itu menentukan tingkat harga untuk beberapa produk dalam satu lini produk, dan penetapkan harga produk-produk pilihan, produk penawan, dan produk sampingan.
Bila sebuah
perusahaan mempertimbangkan untuk memulai perubahan harga, perusahaan itu harus
secara hati-hati mempertimbangkan reaksi-reaksi pembeli dan pesaing. Reaksi
pembeli dipengaruhi oleh mekna yang diliha pembeli sehubungan dengan perubahan
harga. Reaksi-reaksi pesaing berasal
baik dari seperangkat kebijakan reaksi atau dari tafsiran baru teerhadap setiap
situasi. Perusahaan yang memprakasai perubahan harga juga harus meramalkan
reaksi yang mungkin timbul dari para grosir, penyalur, dan pemerintah.
Perusahaan yang menghadapi perubahan harga yang
diprakasai oleh seorang pesaing harus mencoba memahami maksud pesaing tersebut
dan jangka waktu perubahan. Jika dibutuhkan kecepatan reaksi, perusahaan itu
harus merencanakan lebih dahulu reaksi-reaksinya atas berbagai kemungkinan
tindakan harga.
Tip 1 # Cring !
Cring!Keindahan Musik
Para Marketer
Cring
merupakan sebuah sinonim untuk mendapatkan pendapatan. Ia adalah suara yang
didengar penghasil keuntungan manakala transaksi dilakukan. Cring merupakan apa
yang diharapkan penjual ketika hendak memasang iklan. Cring merupakan apa yang
didengar oleh pengecer, pembuat film, promoter konser di atas keriuhan desakan
orang. Supermarketer mengetahui kata-kata, menyanyikan dan menari mengikuti
irama lagu favorit para marketer….“Saya tidak pernah menganggapnya serius
apapun bila tidak menghasilkan bunyi cring, cring, cring….”
Tip2 # Pahami Betul Definisi
Pemasaran
Pengertian
yang cukup panjang tentang pemasaran adalah identifikasi, daya tarik,
mendapatkan dan memelihara hubungan yang baik dengan para konsumen secara
salingmenguntungkan.
Identifikasi, daya tarik dan mendapatkan sesuatu merupakan fungsi pra penjualan. Sebagai contoh, penelitian pemasaran merupakan kegiatan yang bersifat identifikasi. Pengiklanan, pengemasan dan tata ruang yang rapid an bersih merupakan kegiatan yang bersifat memikat dan memberikan daya tarik. Penjualan, pendistribusian, penentuan harga, kualitas produk, senyuman pramu niaga merupakan kegiatan untuk mendapatkan. Fungsi – fungsi pasca penjualan, seperti pengiriman, pengajuan rekening, penagihan, layanan konsumen, jaminan perbaikan dan sapaan terima kasih merupakan fungsi untuk memelihara dan mempertahankan hubungan. Pengertian tentang pemasaran cukup sederhana. Melakukan pemasaran itu sendiri yang sulit.
Identifikasi, daya tarik dan mendapatkan sesuatu merupakan fungsi pra penjualan. Sebagai contoh, penelitian pemasaran merupakan kegiatan yang bersifat identifikasi. Pengiklanan, pengemasan dan tata ruang yang rapid an bersih merupakan kegiatan yang bersifat memikat dan memberikan daya tarik. Penjualan, pendistribusian, penentuan harga, kualitas produk, senyuman pramu niaga merupakan kegiatan untuk mendapatkan. Fungsi – fungsi pasca penjualan, seperti pengiriman, pengajuan rekening, penagihan, layanan konsumen, jaminan perbaikan dan sapaan terima kasih merupakan fungsi untuk memelihara dan mempertahankan hubungan. Pengertian tentang pemasaran cukup sederhana. Melakukan pemasaran itu sendiri yang sulit.
Tip 3 # Perusahaan Pemasaran No. 1
Perusahaan
pemasaran mengetahui semua nilai uang konsumen. Mereka menempatkan nilai waktu
dalam hubungan dengan konsumen. Sebagai contoh, jika seorang wanita atau pria
menghabiskan $45 setiap tiga minggu di salon kecantikan dan jika konsumen
ditangani dengan baik dan puas tentu bisa diharapkan konsumen bertahan selama
tiga tahun, maka nilai keuntungan pemilik salon yang diperoleh dari wanita
tersebut sebesar $ 2,340 setiap kali ia melayani konsumen. Itulah mengapa toko
grosir yang mungil, dealer mobil, perusahaan penerbangan, pabrik perlengkapan
mesin, pialang saham dan penghasil baja dengan gembira dan penuh semangat
menaruh perhatian terhadap para konsumen mereka. Dealer mobil yang nekad dan
pembuat lemari dapur yang ceroboh melihat penjualan sebagai tujuan akhir
hubungan dengan konsumen.
Perusahaan – perusahaan pemasaran ternama yang mengejar saham pasar yang diperolehnya dengan gigih dan ulet serta berkesinambungan. Namun mereka mengetahui bahwa saham pasar merupakan fungsi pemasaran yang dapat ditembus dan meyakinkan. Saham pasar merupakan titik masuk ke dalam papan angka.
Perusahaan – perusahaan pemasaran ternama yang mengejar saham pasar yang diperolehnya dengan gigih dan ulet serta berkesinambungan. Namun mereka mengetahui bahwa saham pasar merupakan fungsi pemasaran yang dapat ditembus dan meyakinkan. Saham pasar merupakan titik masuk ke dalam papan angka.
Tip 4 # Gunakan Tujuh Pemacu Pertumbuhan
Terdapat
tujuh pemacu yang mengembangkan jalur utama yang mengembangkan pendapatan, yang
membuat berderingnya mesin register kas. Antara lain:
1.
Kenalilah produk-produk baru dan
lakukan inofasi
2.
Tambahkan konsumen pemakai akhir
yang baru dalam pasar yang berlangsung pada saat ini, dalam pasar-pasar baru
dan dalam wilayah geografis yang baru.
3.
Lakukan penjualan aplikasi-aplikasi
baru dari produk-produk yang ada kepada para konsumen saat ini
4.
Batasi pengurangan konsumen
5.
Tingkatkan harga
6.
Antisipasi bagi meningkatnya
permintaan pasar
7.
Lakukan akuisisi perusahaan
Tip 5 # Anda Harus Mencintai Merek Anda
Supermarketer
adalah pengawal merek dagang. Anda mengawal dan memelihara image merek danga,
modal, harapan dan masa depan. Anda harus percaya dengan bagaimana merek dagang
anda berarti bagi para konsumen. Anda harus memahami dan menghargai warisan
merek dagang anda.
Tip 6 # Jangan Obral Nomor Telepon Anda
Adalah lebih
efektif untuk menandai nama perusahaan anda, kota dan Negara anda dan jalur
iklan yang baik Terdapat pengecualian terhadap ketentuan ini. Jika kendaraan
anda memberikan layanan konsumen setiap hari atau secara teratur dan layanan
yang diberikan secara local, seperti layanan taksi, adalah benar.
Tip 7 # Jangan Terseret Permainan Trio Yang Buruk
Slogan iklan
menggunakan 3 kata yang buruk :
1.
“Kita. “Siapa “Kita”? di dunia
bisa menjadi pengiklan. Tidak ada suatu perusahaan ada nama merek dagang yang
dicantumkan. Tidak ada pengakuan merek dagang
2.
“Kita semua.” Apakah “Kita semua”
digunakan sebagai pengganti dari “ sebagian dari kita”? atau apakah perusahaan
yang tidak dikenal(“kita”) menerima sebagian dari kita (“kita semua’) membuka
diri bagi kontribusi mereka ( “perbedaan”) dengan umat manusia?
3.
“Buatlah perubahan.” Dan apakah, oh
Tuhan, berikan kami kekuatan, menghasilkan perbedaan “ yang kami semua
lakukan?” dan apa yang harus dilakukan terhadap produk perusahaan?
Tip 8 # Jangan Kirimkan Catatan Tebusan
Tempelkan
setiap sample atau foto atau pengulangan kata yang sangat berdekatan terhadap
satu sama lain pada papan-papan poster yang besar. Seperti apa susunan tersebut
yang bisa dilihat secara visual? Apakah terdapat warna – warni, ilustrasi,
gambar-gambar, tipe, tata -letak, pesan-pesan , corak salinan dan logo-logo
sesuai dan harmonis, yang menggambarkan pandangan yang terpadu? Atau apakah
papan poster anda tampak seperti catatan tebusan yang masih amatiran; pesan
bisa dipahami, namun orang berkomunikasi campur aduk antara huruf dan grafik?
Tip 9 # Jangan Pernah Menggunakan Kata – Kata Jelek Dalam Periklanan atau
Penjualan
Setiap orang
mengetahui kata-kata yang baik untuk digunakan dalam iklan: “ Baru, bebas,
cobalah, anda, temukan, memperkenalkan, kini.” Namun tidak setiap orang
mengetahui kata –kata yang buruk dalam iklan maupun penjualan atau mereka tidak
akan menggunakannya. Sembilan puluh sembilan persen dari waktu di saat
kata-kata yang buruk digunakan, tidak memiliki arti sama sekali.
Tip 10 # Jangan Pernah Menggunakan Iklan – Tiga – Halaman Lebar atau
Bagaimana Menghabiskan Uang Pemegang Saham
Disaat anda
baca surat kabar atau majalah ternama dan berhadapan dengan tiga halaman iklan
lebar yang disponsori oleh perusahaan pemasaran usaha skala besar, aroma yang
anda rasakan bukanlah kertas koran yang segar; melainkan aroma uang
dihamburkan. Para pengiklan ini menghamburkan dana pemegang saham. Tak seorang
pun yang membaca iklan demikian. Dana yang diinvestasikan dalam membuat iklan
dan membeli media masuk ke tempat sampah…bersama surat kabar lama. Ada satu
pengecualian. Sebagian konsumen akan membaca iklan tiga halaman bagi pendirian
toko ritel, dimana iklan mencantumkan sejumlah produk yang dijual.
I. KOMUNIKASI
EFEKTIF
Seperti
darah, bagi suatu organisasi komunikasi yang efektif sangat penting, dan
miskomunikasi akan memberi kontribusi yang dapat disamakan dengan rusaknya
sistim peredaran darah dalam lebih dari satu sistim organisasi. Sesuatu yang
nampaknya sederhana, seperti lokasi fisik tempat bekerja ternyata mampu
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap proses keberhasilan komunikasi.
Tanpa komunikasi yang efektif diantara berbagai pihak yang terlibat didalamnya,
pola hubungan dalam suatu organisasi tidak akan mampu melayani kebutuhan
berbagai pihak dengan baik.
Komunikasi
yang efektif penting bagi para manajer karena tiga alasan utama. Pertama,
komunikasi menyediakan saluran umum untuk proses manajemen, yaitu merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan. Manajer mengembangkan rencana
lewat komunikasi dengan orang lain dalam organisasi dan mengorganisasikan untuk
melaksanakan rencana tadi dengan berdialog dengan para karyawannya mengenai
cara terbaik untuk mendistribusikan wewenang dan desain pekerjaan. Manajer
mengetahui bahwa kebijakan yang menimbulkan motivasi, kepemimpinan, dan
mengelompokan serta membentuk tim diaktifkan lewat pertukaran informasi secara
teratur.
Kedua, ketrampilan komunikasi yang efektif dapat membuat
manajer menggunakan berbagai bakat yang tersedia dalam dunia multibudaya dari
organisasi. Globalisasi bisnis pasti menempatkan tantangan bagi kemampuan
berkomunikasi manajer. Ketika manajer mempunyai kebiasaaan dan ekspresi serta
arti yang mungkin tampak amat asing, mereka mungkin tergoda untuk mengelak dan
menghindar untuk mencoba berkomunikasi. Itu kemungkinan merupakan peluang yang
hilang. Komunikasi, seperti aktifitas intelektual lain, dapat diasah dengan
menghadapi keadaan yang baru dan menantang. Organisasi dapat merupakan wahana
yang tepat untuk mempelajari hal itu.
Ketiga, ternyata manajer menghabiskan banyak waktunya untuk
berkomunikasi. Jarang sekali kita menjumpai manajer sendirian dimejanya
berpikir, membuat rencana, atau mempertimbangkan berbagai alternatif.
Kenyataannya, waktu manajerial banyak dihabiskan dalam komunikasi bertatap
muka, elektronik, atau lewat telepon dengan karyawan, supervisor, pemasok, atau
pelanggan.
Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi
didefinisikan sebagai proses yang dipergunakan oleh manusia untuk mencari
kesamaan arti lewat transmisi pesan simbolik. Pesan sendiri merupakan suatu
informasi yang sudah disandikan dan dikirimkan oleh pengirim kepada penerima.
Di sini
terdapat tiga butir penting yaitu (1) komunikasi melibatkan orang, dan bahwa
memahami komunikasi termasuk mencoba memahami cara manusia saling berhubungan,
(2) komunikasi meliputi “kesamaan makna”, yang berarti bahwa agar manusia dapat
berkomunikasi, mereka harus menyetujui definisi istilah yang dipergunakan, dan
(3) komunikasi termasuk simbol (gerakan badan, suara, huruf dan angka) dan kata
hanya dapat mewakili atau mendekati ide yang mereka maksudkan untuk
dikomunikasikan.
Proses Komunikasi
Komunikasi
terjadi dalam hubungan antara pengirim dengan penerima. Komunikasi dapat
mengalir dalam satu arah dan berakhir di sana. Atau sebuah pesan dapat
menimbulkan respon (yang secara formal dikenal dengan sebutan “umpan balik”)
dari penerima.
Pengirim
(sumber pesan) merupakan pihak yang mengawali komunikasi. Dalam sebuah
organisasi, pengirim dapat berupa seseorang dengan informasi, kebutuhan, atau
keinginan dan dengan tujuan mengkomunikasikannya kepada satu atau beberapa
orang lain.
Penerima
adalah orang yang inderanya menerima pesan dari pengirim. Mungkin terjadi
jumlah penerima banyak, seperti kalau sebuah memo dikirimkan kepada seluruh
anggota organisasi, atau hanya satu orang, seperti kalau seseorang
mendiskusikan sesuatu secara rahasia kepada seorang rekan. Pesan harus
disesuaikan dengan latar belakang penerima. Manajer produksi seyogyanya
menghindari penggunaaan istilah yang sangat teknis dalam berkomunikasi dengan seseorang
di departemen pemasaran.
Dari
rangkaian pengertian tersebut, “bila pesan tidak sampai kepada penerima, maka
komunikasi belum terjadi”. Di sisi lain, kerap terjadi situasi dimana pesan
sudah sampai kepada penerima, tetapi penerima tidak mampu memahaminya. Tiga
faktor yang mempengaruhi efektifitas komunikasi meliputi penyandian, pengartian
dan gangguan.
a) Penyandian
Penyandian terjadi ketika pengirim menterjemahkan
informasi untuk dikirimkan menjadi serangkaian simbol. Penyandian itu
diperlukan karena informasi hanya dapat dikirimkan dari seseorang kepada orang
lain lewat perwakilan atau simbol. Karena komunikasi merupakan obyek dari
penyandian, pengirim berusaha menetapkan arti “yang dapat dipahami bersama”
dengan penerima dengan cara memilih simbol, biasanya dalam bentuk kata atau
gerakan tubuh, yang dipercaya oleh pengirim mempunyai arti yang sama dengan
penerimanya. Kerap dijumpai, kurangnya kerjasama adalah merupakan salah satu
penyebab umum dari salah pengertian atau kegagalan dalam berkomunikasi.
b) Pengartian
Merupakan proses yang dilakukan oleh penerima untuk
menginterprestasikan pesan dan menterjemahkannya ke dalam informasi yang
mempunyai arti. Ini merupakan proses dua langkah, yaitu (1) menerima pesan, dan
kemudian (2) mengartikannya. Pengartian dipengaruhi oleh pengalaman penerima,
penilaian pribadi mengenai simbol dan gerakan tubuh yang dipakai, harapan (orang
cenderung mendengar apa yang ingin mereka dengar), dan kesamaan arti dengan
pengirimnya. Secara umum, semakin banyak pengartian penerima yang sama dengan
pesan yang dimaksud oleh pengirim, semakin efektif komunikasi.
c) Gangguan
Meliputi segenap faktor yang mengganggu,
membingungkan, atau mencampuri komunikasi. Gangguan dapat timbul dalam saluran
komunikasi, atau metode pengiriman. Gangguan dapat terjadi karena faktor
internal (misalnya penerima kurang mengindahkan) ataupun faktor eksternal
(misalnya pesan terganggu oleh suara lain dari lingkungan. Gangguan dapat
terjadi pada tahap manapun dari proses komunikasi, terutama pada tahap
penyandian dan pengartian.
Memperbaiki Proses Komunikasi
Efektifitas
komunikasi dapat dideteksi melalui “sampai seberapa jauh pihak-pihak yang
terlibat menangani empat aspek komunikasi” yang meliputi : perbedaan persepsi,
emosi, ketidakkonsistenan antara komunikasi verbal dan non-verbal, dan
kepercayaan (maupun ketidakpercayaan) awal antara pihak yang terlibat.
a. Perbedaan
Persepsi
Merupakan salah satu hambatan komunikasi yang lazim
dijumpai. Orang yang mempunyai latar belakang pengetahuan dan pengalaman
berbeda kerap menerima fenomena sama dari prespektif yang berbeda.
Perbedaan bahasa sering berkaitan dengan perbedaan
dalam persepsi individu. Agar suatu pesan dapat dikomunikasikan secara tepat,
kata-kata yang dipergunakan harus mempunyai arti yang sama bagi pengirim maupun
penerima.
Untuk mengatasi hal tersebut, pesan harus dijelaskan sehingga dapat dipahami oleh penerima yang mempunyai pandangan dan pengalaman berbeda.
Untuk mengatasi hal tersebut, pesan harus dijelaskan sehingga dapat dipahami oleh penerima yang mempunyai pandangan dan pengalaman berbeda.
b. Emosi
Reaksi emosional (seperti marah, cinta, mempertahankan
opini, cemburu, takut, malu, dan lain-lain) akan berpengaruh terhadap cara
orang memahami pesan dari orang lain dan cara orang lain memahami pesan orang
tersebut. Pendekatan terbaik untuk berhubungan dengan emosi adalah menerimanya
sebagai bagian dari proses komunikasi dan mencoba memahaminya ketika emosi
menimbulkan masalah.
c. Ketidakkonsistenan
Banyak kalangan yang berpendapat bahwa bahasa lisan
dan tertulis merupakan medium utama komunikasi. Pada kenyataannya, pesan yang
dikirimkan maupun diterima kerap dipengaruhi oleh faktor non-verbal seperti
gerakan tubuh, pakaian, jarak fisik pelaku komunikasi, postur tubuh, gerakan
anggota badan, ekspresi wajah, gerakan mata, sentuhan badan, dan lain-lain.
Kunci untuk mengatasinya adalah dengan mewaspadainya dan berjaga-jaga agar tidak mengirimkan pesan palsu. Untuk itu pesan verbal haruslah selalu selaras dengan aspek non-verbalnya.
Kunci untuk mengatasinya adalah dengan mewaspadainya dan berjaga-jaga agar tidak mengirimkan pesan palsu. Untuk itu pesan verbal haruslah selalu selaras dengan aspek non-verbalnya.
d. Ke(tidak)percayaan
awal
Tingkat kepercayaan penerima pesan pada umumnya
merupakan fungsi kredibilitas dari pengirim dalam benak penerima pesan
tersebut. Kredibilitas pengirim pesan sangat dipengaruhi oleh lingkungan dalam
konteks yang bersangkutan mengirimkan pesan. Disinilah sejarah hubungan kerja
mempunyai hubungan komunikasi.
Kredibilitas
merupakan hasil dari proses jangka panjang yang mana kejujuran seseorang, niat
baik dan keadilan dikenal dan dipahami oleh orang lain. Hubungan yang baik
dalam bekomunikasi hanya dapat dikembangkan melalui tindakan yang konsisten.
Komunikasi dalam Organisasi
Keseluruhan
faktor yang telah dibahas dalam hubungan dengan komunikasi antar pribadi juga
berlaku untuk komunikasi dalam organisasi, yang juga mencakup penyampaian pesan
secara akurat dari satu orang kepada satu atau lebih orang lain. Selain
faktor-faktor tersebut, struktur, wewenang, desain pekerjaan organisasi, dan
lain-lain merupakan faktor-faktor unik yang turt berpengaruh terhadap
efektifitas komunikasi, sebagai mana dinyatakan oleh Simon (1977) bahwa
“organisasi perlu untuk membantu manusia berkomunikasi”.
Komunikasi
yang terbuka dan efektif akan merupakan aset berharga bagi organisasi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi.
Berbagai faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi.
Lesikar
menguraikan adanya empat faktor yang mempengaruhi keefektifan komunikasi
organisasi yaitu meliputi :
- Saluran komunikasi formal. Merupakan cara komunikasi yang didukung, dan mungkin dikendalikan oleh manajer. Contohnya adalah newsletter, memo reguler, laporan, rapat staf, dan lain-lain.
- Struktur wewenang. Perbedaan status dan kekuasaan dalam organisasi membantu menentukan siapa yang akan berkomunikasi dengan enak kepada siapa. Selain itu, isi dan akurasi komunikasi juga dipengaruhi oleh perbedaan wewenang.
- Spesialisasi pekerjaan. Biasanya akan mempermudah komunikasi dalam kelompok yang berbeda-beda. Anggota suatu kelompok kerja biasanya memiliki jagron, pandangan mengenai waktu, sasaran, tugas dan gaya pribadi yang sama.
- Kepemilikan informasi, Setiap individu mempunyai informasi yang unik dan pengetahuan mengenai pekerjaan mereka, yang merupakan semacam kekuasaan bagi individu-individu yang memilikinya.
Komunikasi vertical
Terdiri dari
komunikasi ke atas dan ke bawah melalui rantai organisasi. Dalam beberapa
perusahaan, tersedia saluran khusus sebagai sarana tambahan. Saluran ini banyak
dipergunakan untuk memberi tahu manajer mengenai situasi yang melibatkan
karyawan, seperti pernyataan tanpa bukti mengenai pelecehan seksual.
Komunikasi ke bawah biasanya disaring, dimodifikasi, atau dihentikan di setiap tingkat ketika manajer memutuskan apa yang seharusnya diteruskan kepada karyawan mereka. Sedangakn komunikasi ke atas biasanya sisaring, dipadatkan, atau diubah oleh manajer menengah yang melihatnya sebagai bagian dari pekerjaan mereka untuk melindungi manajer tingkat atas dari data yang tidak penting/relevan.
Komunikasi ke bawah biasanya disaring, dimodifikasi, atau dihentikan di setiap tingkat ketika manajer memutuskan apa yang seharusnya diteruskan kepada karyawan mereka. Sedangakn komunikasi ke atas biasanya sisaring, dipadatkan, atau diubah oleh manajer menengah yang melihatnya sebagai bagian dari pekerjaan mereka untuk melindungi manajer tingkat atas dari data yang tidak penting/relevan.
Komunikasi lateral dan informal
Komunikasi
ini pada umumnya mengikuti pola arus pekerjaan dalam sebuah organisasi, terjadi
antar anggota kelompok kerja, antara kelompok kerja, antar anggota departemen
yang berbeda, dan antara karyawan lini dan staf. Tujuan utamanya adalah
menyediakan saluran langsung untuk koordinasi dan memecahkan masalah. Dengan
cara ini, dapat dihindari prosedur yang jauh lebih lambat yaitu mengarahkan
komunikasi lewat rantai komando. Keuntungan tambahan lainnya adalah anggota
organisasi menjadi mampu untuk membentuk hubungan dengan rekan sekerja.
Komunikasi oleh Organisasi
Organisasi
juga memperhatikan pesan yang dikirimkannya kepada pihak yang berkepentingan di
luar, seperti pelanggan, pemasok, distributor, pesaing, perbankan, dan
lain-lain, terutama dengan pihak di luar negeri. Terlalu banyak komunikasi
dalam hal ini dapat sama merugikannya dengan terlalu sedikit. Tim komunikasi
(pada umumnya representasikan oleh departemen kehumasan) harus bekerja keras
untuk mengatasi perbedaan dalam peradaban maupun budaya tiap-tiap negara asal
pihak-pihak yang berkepentingan berasal.
Negosiasi dan Konflik
Konflik
melibatkan ketidaksepakatan mengenai alokasi sumberdaya yang jarang atau
pertentangan mengenai sasaran, nilai, persepsi, atau kepribadian. Banyak
konflik yang muncul dari komunikasi mengenai keinginan, kebutukan dan penilaian
terhadap pihak lainnya. Manajer dapat menggunakan dominasinya dan menekan dalam
menangani konflik dengan karyawan. Tetapi negosiasi akan membantu menangani
konflik dari type apapun lebih efektif dan memberi hasil yang memuaskan kedua
belah pihak. Negosiasi adalah merupakan proses interaksi kedia pihak lewat
berbagai saluran komunikasi untuk menyelesaikan konflik.
Negosiasi
adalah proses komunikasi yang amat penting. Ini merupakan bagian dari pekerjaan
setiap manajer, seperti peran antar pribadi menurut kategori Mintzberg.
Menurut Lewicki dan Litterer, seluruh “situasi negosiasi” ditentukan oleh tiga karakteristik yaitu:
Menurut Lewicki dan Litterer, seluruh “situasi negosiasi” ditentukan oleh tiga karakteristik yaitu:
- Ada “konflik kepentingan” antara dua pihak atau lebih, yang berarti apa yang diinginkan oleh suatu pihak tidak selalu merupakan apa yang dikehendaki oleh pihak lain.
- Mungkin “tidak ada peraturan yang pasti” atau prosedur untuk menyelesaikan konflik, atau pihak-pihak tersebut memilih bertindak di luar peraturan dan prosedur untuk menemukan penyelesaiannya sendiri terhadap konflik.
- Semua pihak, sekurang-kurangnya pada suatu saat, lebih senang “mencari persetujuan” daripada bertentangan secara terbuka, menyerah kepada satu pihak, memutuskan hubungan secara permanen, atau membawa perselisihan mereka kepada pemegang wewenang yang lebih tinggi untuk mendapatkan pemecahan.
Negosiasi
adalah proses komunikasi yang kompleks, semuanya semakin jelas kalau satu babak
negosiasi hanya merupakan episode hubungan dalam jangka yang lebih panjang.
Keadaan seperti itu seringkali merupakan kasus dalam hubungan karyawan dengan
pihak manajemen.
Persiapan
merupakan perhatian kunci bagi negosiator. Persiapan tersebut harus menyertakan
tinjauan proses negosiasi yang terjadi sebelumnya dan hasil dari negosiasi
tersebut. Negosiator mengambil resiko cukup besar bila dia beranggapan bahwa
sejarah tidak penting bagi pihak lain.
Kaitan
antara hubungan dengan waktu dalam proses negosiasi sangatlah masif. Strategi
organisasi dan rencana fungsional akan berfungsi sebagai pedoman dan nilai
ambang yang menentukan batas mengenai apa yang harus dan tidak boleh dilakukan
oleh negosiator.
J. IMPLEMENTASI STRATEGI
Implementasi Strategi adalah jumlah keseluruhan
aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan
strategis. Implementasi strategis merupakan proses dimana beberapa strategi dan
kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembangan program, anggaran dan
prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru dipertimbangkan setelah strategi
dirumuskan, akan tetapi implementasi merupakan kunci suksesnya dari manajemen
strategi. Perumusan strategi dan implementasi strategi harus dilihat seperti
dua sisi mata uang.
Pengertian yang cukup luas manajemen strategi
menunjukkan bahwa manajemen merupakan suatu sistem satu kesatuan yang memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan
saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak kearah yang sama pula.
Komponen pertama adalah Perencanaan Strategi dengan unsur-unsurnya yang terdiri
dari Visi, Misi, Tujuan strategi organisasi. Sedang komponen kedua adalah
Pelaksanaan Operasional dengan unsur-unsurnya adalah sasaran atau Tujuan
Operasional, Pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen berupa fungsi
pengorganisasian, fungsi pelaksanaan dan fungsi penganggaran, kebijaksanaan
situasional, jaringan kerja internal dan eksternal, fungsi kontrol dan evaluasi
serta umpan balik
Formulasi Strategi vs Implementasi Strategi
Proses manajemen strategik belum dapat dikatakan
selesai ketika perusahaan memutuskan strategi apa yang akan ditempuh.
Perusahaan masih harus menterjemahkan rumusan strategi tersebut ke dalam
tindakan strategik. Kita harus selalu ingat bahwa sebaik apapun rumusan
strategi, hanya akan menjadi retorika belaka jika tidak
dapat diimplementasikan dengan baik. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat
mencapai tujuan secara optimal, maka selain harus mampu merumuskan strategi,
perusahaan juga harus mampu mengimplementasikan strategi tersebut secara
efektif. Jika salah satu “langkah” tersebut tidak dapat dilaksanakan dengan
baik, maka tidak mustahil perusahaan akan memetik kegagalan. Bahkan, rumusan
strategi yang sempurna sekalipun hanya akan memberikan kontribusi yang minim
bagi pencapaian tujuan perusahaan jika tidak mampu diimplementasikan dengan
baik.
Banyak perusahaan atau organisasi yang banyak
menghamburkan sumberdayanya (uang, waktu, tenaga) untuk mengembangkan rencana
strategik yang “ampuh”. Namun kita harus ingat bahwa perubahan hanya akan
terjadi melalui suatu action (implementasi), bukan sekedar
perencanaan. Rumusan strategi yang secara teknis kurang sempurna jika
diimplementasikan dengan baik, maka akan didapat hasil yang lebih baik
dibandingkan dengan rumusan strategi yang sempurna namun hanya “ di atas
kertas”. Hal ini didukung oleh sebuah hasil penelitian pada 31 industri
manufaktur di mana hasilnya menunjukkan bahwa kinerja yang diperoleh perusahaan
tidak sekedar ditentukan oleh strategi yang dimiliki, namun lebih disebabkan
karena efektivitas perusahaan dalam mengimplementasikan strategi tersebut.
ada berbagai kemungkinan yang terjadi antara formulasi
strategi dengan implementasi strategi, yaitu :
1. Succes : Merupakan hasil yang
paling diidamkan-idamkan oleh setiap perusahaan. Situasi ini dapat terjadi
jika formulasi strategi perusahaan disusun dengan baik begitu juga dalam
implementasinya.
2. Trouble : Merupakan situasi di
mana perusahaan menyusun formulasi strateginya dengan baik
namun
3.
implementasinya buruk.
4. Roulette : Merupakan situasi di mana
perusahaan kurang baik dalam memformulasi strateginya, namun perusahaan
melakukan implementasi yang cukup baik.
5. Failure : kondisi ini sangat
tidak dinginkan oleh perusahaan. Hal ini terjadi karena strategi perusahaan
tidak diformulasikan dengan baik, demikian juga dalam implementasinya.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang erat antara formulasi strategi dengan implementasi
strategi. Meskipun berhubungan, secara fundamental antara formulasi
strategi dengan implementasi strategi terdapat perbedaan. Fred R. David (2005)
membedakan antara formulasi strategi dan implementasi strategi sebagai berikut.
FORMULASI STRATEGI
|
IMPLEMENTASI STRATEGI
|
1. Perumusan strategi adalah
memposisikan kekuatan sebelum
dilakukan
tindakan
|
1. Implementasi strategi
adalah
mengelola kekuatan yang “me-
manage”
semua aspek selama
tindakan
dijalankan
|
2. Berfokus pada efektivitas
|
2. Berfokus pada efisiensi
|
3. Lebih merupakan proses intelektual
|
3. Lebih merupakan proses operasional
|
4. Membutuhkan keahlian
intuitif dananalisis yang tajam
|
4. Membutuhkan motivasi
khusus dan
keahlian
kepemimpinan
|
5. Membutuhkan koordinasi
diantara beberapa individu
|
5. Membutuhkan koordinasi
diantara
banyak
individu
|
Dalam penggunaan konsep dan alat perumusan strategi,
sebenarnya tidak ada perbedaan secara signifikan antara organisasi kecil,
besar, organisasi yang orientasi laba maupun nirlaba. Namun demikian, dalam
implementasi strategi, ada perbedaan secara signifikan yang didasarkan atas
tipe dan ukuran organisasi. Implementasi strategi membutuhkan tindakan-tindakan
seperti: perubahan struktur organisasi, alokasi sumberdaya, program kompensasi,
merubah strategi harga, budaya perusahaan, membuat sistem informasi manajemen
yang lebih baik, dan sebagainya.
Berbagai Problem dalam Implementasi Strategi
Seperti dikutip Hunger (1995) terhadap hasil survei
terhadap 93 perusahaan yang masuk daftar Fortune 500menunjukkan
bahwa setengah dari perusahaan-perusahaan tersebut menemui 10 macam
problem ketika mengimplementasikan sebuah strategi
perubahan. Berikut adalah kesepuluh problem tersebut yang disusun
berdasarkan tingkat frekuensi kejadian.
1. Implementasi berjalan lebih
lambat dibanding dengan perencanaan awalnya
2. Munculnya berbagai masalah
yang tidak terduga
3. Koordinasi dalam implementasi
tersebut tidak efektif
4. Perusahaan memberi
perhatian yang berlebihan terhadap aktivitas persaingan dan penanganan krisis
sehingga kurang memperhatikan implementasi yang harus dijalankan
5. Kemampuan SDM yang terlibat
dalam implementasi strategi kurang
6. Pendidikan dan pelatihan SDM
di tingkat bawah kurang memadai
7. Tidak terkendalinya
faktor-faktor lingkungan eksternal
8. Kualitas kepemimpinan dan
pengarahan dari para manajer departemen kurang memadai
9. Tidak jelasnya implementasi
pada tugas dan aktivitas kunci
10. Pemantauan aktivitas oleh
sistem informasi yang dimiliki perusahaan kurang memadai.
0 Response to "Manajemen Strategi"
Post a Comment